Dalam pemaparan, Ardhi mengaku, sejak dibentuknya tim khusus penanganan nyamuk DBD pada 2020 lalu, penyebaran demam berdarah terjadi peningkatan di tahun ini.
“Kalau perbandingan dari tahun ke tahun, 2022 ini yang cukup mengkhawatirkan. Karena cuaca juga berpengaruh,” tuturnya.
Ardhi berujar, terhitung sejak awal Januari sampai Agustus 2022, Desa Cicalengka Wetan secara kumulatif mencatat sedikitnya ada 7 orang terkena demam berdarah.
“Gak langsung semua tapi bertahap, 7 orang itu kumulatif dan paling banyak jika dibandingkan dengan tahun 2021-2020,” pungkasnya.
“Yang menonjol penyebaran nyamuk DBD itu di RW08 dan RW07. Alhamdulillah sudah terkendali oleh satgas dengan fogging dan sudah diterapkan juga iklim hidup sehat termasuk 3M,” tutup Ardhi. (Bas)