JAKARTA – Hasil autopsi Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J bisa memakan waktu yang cukup lama hingga 2 bulan.
Tim dokter forensik Brigadir Yoshua menuturkan lamanya proses tersebut karena tim forensik mengalami kendala, salah satunya tubuh korban yang sudah diformalin.
Dokter spesialis forensik di RSUD Banten Budi Suhendar menuturkan, untuk autopsi jasad korban Brigadir J hanya membutuhkan waktu selama tiga jam.
Pendapat Budi, lamanya hasil itu keluar lantaran adanya proses pemeriksaan labolatorium dan analisis yang cukup panjang dan mendalam.
“Waktu untuk autopsi rata-rata 3 jam. Selanjutnya perlu untuk analisis hasil temuan dan bila diperlukan dilakukan pemeriksaan lanjutan laboratorium untuk memastikan temuan. Pada umumnya karena ada proses pemeriksaan laboratorium dan proses analisis,” kata Budi, Minggu (31/7).
Sementara itu, kriminolog UI Mustofa menuturkan lamanya hasil autopsi jasad Brigadir Yoshua, dikarenakan adanya analisa mikrobiologi dari tim forensik untuk memastikan penyebab utama tewasnya seseorang.
“Sepanjang yang pernah saya ketahui, yang akan dilakukan adalah analisa mikrobiologi untuk memastikan apakah yang ditemukan merupakan keadaan sebelum kematian atau setelah kematian,” katanya.
“Untuk akuratnya tanya ke ahli kedokteran forensik,” tutup Musfofa. (pojoksatu-red)