JABAREKSPRES.COM – Sesuai prediksi awal dari para peneliti, sebuah roket milik china bernama Long March 5B diperkirakan akan kembali ke atmosfer bumi pada Minggu (31/7). Ternyata benar Roket seberat 22 Ton tersebut diketahui jatuh di Samudra Hindia, tepatnya di dekat Sarawak, Pulau Kalimantan.
Kembalinya roket yang sudah menyelesaikan misi mengantarkan muatannya ke orbit ini sudah dikonfirmasi oleh US Space Command.
Manned Space Agency milik China menyebut serpihan roketnya akan jatuh di lokasi yang sama, dan kemungkinan besar sudah terbakar habis.
Pernyataan tersebut sepertinya terbantahkan dengan unggahan seorang warga Malaysia yang berhasil merekam sebuah objek yang melayang diatas langit Kuching, Sarawak Malaysia
Unggahan twitter dengan nama akun Nazri Sulaiman @nazriacai ini diperkirakan merupakan roket Long March 5B.
Unggahan tersebut langsung mendapat komentar dari Jonathan McDowell, yang merupakan astrophysicist dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Dalam komentarnya, McDowell menyebut serpihan roket itu bisa saja jatuh di Sibu, Bintulu, ataupun Brunei, tiga kota yang berlokasi di Kalimanan bagian Utara, demikian dikutip dari The Verge, Minggu (31/7).
Diberitakan sebelumnya, roket Long March 5G kembali ke bumi setelah diluncurkan ke orbit untuk mengantarkan modul kedua stasiun luar angkasa Tiangong pada 24 Juli lalu.
Roket tersebut kemungkinan akan melayang di orbit selama sekitar satu minggu, menurut laporan Center for Orbital Reentry and Debris Studies (CORDS) di bawah Aerospace Corporation.
Mereka menganalisa data yang dikumpulkan oleh sistem Space Surveillance Network milik Space Force dan memprediksi roket itu akan memasuki atmosfer Bumi pada 31 Juli 2022 sekitar pukul 12.30 WIB dengan selisih waktu sekitar 22 jam.
Ini bukan pertama kalinya roket Long March 5B masuk ke orbit setelah diluncurkan dan jatuh ke Bumi secara tidak terkendali. Dua tahun lalu, serpihan roket Long March 5B jatuh di pesisir barat Afrika, tepatnya di Pantai Gading.
Pada Mei 2021, roket Long March 5B kembali jatuh tak terkendali setelah meluncurkan modul Tianhe, yang menjadi modul inti stasiun luar angkasa Tiangong. Untungnya serpihan roket ini jatuh di Samudera India sehingga tidak memakan korban. Dilansir dari detik.com