JAKARTA – Pada kunjungannya ke Jepang Ketua Umum Partai Gokar Airlangga Hartarto menemui sejumlah pimpinan Partai Berkuasa di Jepang.
Airlangga Hartarto bertemu dengan tokoh politik Partai Demokrat Liberal (PDL) untuk menjalin kerjasama politik dengan melakukan pertukaran pemuda.
Presiden LDP Fumio Kishida yang merupakan Perdana Menteri Jepang sangat mengaprsiasi dengan kedatangan Airlangga Hartarto berserta rombongan untuk membahas kerjasama politik antara Partai Golkar dan LDP.
Untuk diketahui Fumio Kasida terpilih sebagai perdamenteri setelah mengalahkan Yoshihide Suga.
Pada kesempatan tersebut, Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Partai Golkar mengatakan, sebetulnya Golkar dan LDP memiliki kedekatan khusus.
LDP sendiri saat ini sebagai partai yang berkuasa di pemerintahan Jepang yang dipimpin oleh Fumio Kishida.
Pada pertemuan tersebut, Airlangga Hartarto menawarkan kerjasama dengan Golkar Institut untuk membuat berbagai kajian tentang isu geopolitik golbal dan Indo Pasifik.
menuturkan, terjalin kesepakatan antara Golkar dan LDP untuk kerja sama pertukaran pemuda. Kerja sama ini akan ditindaklanjuti melalui Golkar Institute.
“Kami juga membahas berbagai masalah terkait isu geopolitik global dan Indo Pasifik,” tutur Airlangga dalam keterangan, Sabtu (30/7).
Dalam pertemuan ini, Fukuda didampingi dua pembantu utamanya, Arata Takebe dan Shimono Rokuta, dari Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.
Selain bertemu dengan Kishida, Airlangga juga bertemu dengan Taro Kono, salah satu tokoh senior LDP yang pernah memegang tiga posisi menteri dan kandidat PM.
Kono pernah menjadi menteri Luar Negeri, menteri Pertahanan, dan terakhir menteri Urusan Vaksin.
Kono dipercaya akan memimpin pemerintahan sebagai pengganti Yoshihide Suga yang mengundurkan diri.
Walaupun akhirnya ia harus mengakui keunggulan Fumio Kishida dalam pemilihan Presiden LDP pada September 2021.
Banyak hal yang dibahas dalam pertemuan dengan Kono, yang juga dipercaya sebagai jubir LDP.
Dalam pertemuan selama satu jam bersama pejabat LDP, Airlangga mengaku banyak hal yang dibahas.
Pertemuan tersebut juga untuk membahas dari segi politik terkait kebijakan yang akan berpihak pada investasi dan perdagangan antara Jepang dan Indonesia.
Selain itu, terkait skema kerjasama bilateral dan multilateral, baik itu mengenai IJEPA, RCEP, maupun IPEF.