JabarEkspres.com, BANDUNG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menilai bahwa dengan naiknya harga terhadap 3 jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi seperti Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex sejak 10 Juli 2022 kemarin, pemerintah harus segera beralih ke energi alternatif, khususnya listrik.
Sebab menurut Sekretaris DPRD Jabar komis 2, Yunandar Rukhiadi Eka Perwira mengatakan bahwa dengan semakin meningkatnya harga Minyak di dunia, mau tidak mau pemerintah harus mengikuti konsekuensi dalam peningkatan harga BBM tersebut.
Sehingga, agar hal tersebut tidak menjadi permasalahan, Yunandar menyarankan agar pemerintah bisa memiliki opsi lain dalam pemberian bahan bakar seperti, salah satunya, energi alternatif listrik.
“Artinya kita harus segera beralih sebetulnya, dan tidak mungkin kalau sekarang kita mengandalkan pertalite karena itu juga subsidinya sekarang sudah membengkak,” katanya saat diminta keterangan, Selasa (12/7).
Namun, dengan melihat kondisi saat ini, ia mengatakan bahwa pemerintah dinilai masih kurang siap dalam melakukan peralihan energi tersebut. Sebab, dari data yang dia catat, khususnya di Jawa barat, Pemerintah masih ragu-ragu dalam melakukan peralihan kepada energi listrik.
“Karena sedotan terbanyak itu pasti dari kendaraan bermotor. Jadi jangan sampai pemerintah itu ragu-ragu untuk beralih ke kendaraan listrik. Dan per hari ini saya catat sejak tahun 2019, itu kayak maju mundur,” ujarnya
Maka agar peralihan energi tersebut dapat terealisasi secara cepat, Yunandar mengungkapkan bahwa pemerintah untuk segera melakukan sosialisasi dan contoh terkait penggunaan kendaraan.
“Padahal itu bisa dimulai dengan memobillistrikan kendaraan milik pemerintah. Jadi semua kendaraan dinas harus beralih ke listrik misalnya termasuk transportasi umum juga. Tapi pemerintah kalau menurut saya masih ragu-ragu untuk beralih ke kendaraan listrik. Padahal instrumen hukumnya sudah jelas,” ungkapnya
Bahkan agar masyarakat dapat menikmati hal tersebut, ia menuturkan bahwa pemerintah untuk segera mendorong perbankan untuk mengeluarkan kredit kendaraan yang bisa terjangkau oleh masyarakat.
“Kalau itu dilakukan saya yakin cadangan minyak dalam waktu dekati ini bakal melimpah, dan pasti kita tidak akan tergantung terus dengan impor BBM,” pungkasnya