Wabah PMK ini, tambah Ace, memang membawa hikmah untuk para peternak. Kendati demikian, pihaknya tentu harus memberi perawatan intensif kepada ternak miliknya. Ia juga memiliki kekhawatiran terkait konsumen yang berisiko menularkan PMK karena sudah masuk ke kandang dengan sapi yang terpapar PMK.
“Tapi alhamdulillah semuanya sehat 92 ekor. Saya sering sosialisasikan ke rekan pegawai tentang sanitasi kebersihan kandang. Di usahakan pagi itu kandang harus tetap bersih, sore juga harus dibersihkan jadi jangan sampai ada genangan air atau sisa kotoran,” terangnya.
Tak hanya itu, dengan supply sapi yang terbatas dan penambahan biaya perawatan, Ace kerap memberikan pemahaman kepada konsumen. “Kita utarakan ke pembeli, memang itu tanggung jawab kita sebagai pemilik sapi (untuk merawat). Namun tetap kita informasikan ke pembeli, kalau ada biaya perwatan mau gak dibebankan. Misalkan untuk pembeli 30 persen, pemilik 70 persen,” bebernya.
Hingga saat ini, Ace mengatakan dirinya mendapat kisaran konsumen sebanyak 175 orang. Dengan mayoritas yayasan, dimana satu yayasan bisa mengambil 3-7 ekor hewan ternak sekaligus. Sedangkan untuk konsumen pribadi, berada di angka 75 orang.
Ia berharap, pasca meluncurkan vaksin pemerintah juga harus lebih rutin melakukan kontrol sanitasi ke kandang-kandang ternak. Memberi edukasi dan presentasi terkait masalah kesehatan hewan dan kebersihan kandang. “Saya harap ada sinergi antara peternak dengan pemerintah yang diwakilkan petugas yang turun di lapangan,” tandasnya. (arv)