BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung anggarkan sebanyak Rp89,4 Miliar agar membantu warganya tetap bisa mengenyam pendidikan pada tahun 2022, terutama untuk siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan (RMP). Anggaran tersebut dikhususkan untuk membantu siswa yang mendaftar ke tingkat Sekolah Dasar (SD) berjumlah 1.400 siswa, dan Sekolah Menegah Pertama (SMP) 5.900 siswa. Sedangkan, kuota untuk negeri terdapat 3.166 siswa.
Bantuan tersebut terdiri dari biaya di SD per orang Rp1,96 juta per tahun dan SMP per orang Rp2,4 juta per tahun. Sementara itu untuk total bantuan RMP SD-SMP berupa barang Pemerintah Kota Bandung menganggarkan total Rp21.908.880.000, serta Bansos RMP SD-SMP berupa uang total berjumlah Rp57.528.900.000.
Ditambah anggaran RMP untuk perguruan tinggi berupa uang berjumlah Rp10.045.000.000. Sehingga total bantuan RMP berupa uang dari tingkat SD-SMP dan perguruan tinggi berjumlah Rp67.573.900.000 dengan total keseluruhan RMP uang dan barang di 2022 berjumlah Rp89.482.780.000.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Tantan Syurya Santana, mengatakan bahwa anggaran ini diperuntukkann untuk SD dan SMP karena jenjang SMA adalah kewenangan provinsi. Gubernur menggelontorkan dana sebanyak RP28 Miliar untuk sekitar 9000 siswa di PPDB tahap 1. Sementara PPDB tahap 2 akan diumumkan di tanggal 8 Juli 2022.
“Kami masih berproses zonasi verifikasi mungkin nanti tanggal 8 terakhir kami akan umumkan pukul 6 maghrib bagaimana untuk hasil zonasi. Mudah-mudahan berjalan dengan lancar, tidak ada hal-hal yang tidak diinginkan. Prioritas adalah rawan bantuan pendidikan semua harus sekolah, kalau memang masih ada RMP yang tidak ikut PPDB di masyarakat laporkan ke Disdik. Kami akan fasilitasi agar mereka bersekolah,” terang Tantan kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Rabu (6/7).
Ia menambahkan, kerjasama dilakukan di Sekolah Dasar swasta dengan jumlah total 185 sekolah. Sementara untuk SMP total berjumlah 129 sekolah swasta. Di Kota Bandung sendiri, terdapat 274 SD Negeri dan 75 SMP negeri.
“Penambahan 8-9 SMP, kemarin kita kekurangan sekolah untuk SMP. Jadi dibuatkan 16 SMP filial, adalah pendidikan SMP tapi bangunannya disatukan dengan SMP yang ada, atau Sekolah Dasar terdekat. Untuk apa? Untuk peningkatan akses pendidikan SMP karena banyak di daerah-daerah yang sekolah pertamanya kurang,” terangnya.