JAKARTA – Cuaca menjadi penyebab kenaikan harga pangan, khusunya cabai dan bawang merah. Kementerian Perdagangan (Kemendag) meyakini harga pangan tersebut akan segera pulih.
Mereka juga menegaskan belum ada rencana untuk membuka keran impor. Pihaknya pun optimis dua sampai tiga bulan ke depan harga cabai dan bawang merah akan turun.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan membeberkan, ada potensi harga cabai turun lebih cepat jika pasar diguyur produk impor, misalnya dari Vietnam.
“Namun, petani lokal kita saja sekarang lagi terganggu panennya (karena cuaca, Red), jadi harus jual tinggi. Jadi, kita tidak akan ganggu dengan produk dari negara lain,” ujarnya Sabtu (25/6) kemarin.
Dia memprediksi harga cabai dan bawang merah akan turun mulai Juli seiring membaiknya cuaca dan produksi yang terus berjalan.
“Sebentar lagi ritmenya pulih. Nanti sekitar Juli–Agustus itu (harga cabai dan bawang, Red) turun,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) sempat menyampaikan statement yang memicu kontra dari para pedagang. Saat dikonfirmasi mengenai kenaikan harga cabai, Zulhas menilai petani cabai diuntungkan dengan adanya kondisi tersebut.
“Kalau bawang merah, cabai-cabai, naik itu kan memang musiman. Waktu itu saya tanya orang pasar, biasa kalau musim begini harganya naik, biarlah petani ada bonus tahunan,” ucapnya.
Namun, pernyataan tersebut memicu nada kontra yang cukup keras dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi). Wakil Sekretaris Jenderal Pembinaan dan Pendidikan Pedagang Pasar DPP Ikappi Ahmad Choirul Furqon mengatakan, pernyataan tersebut tidak berdasar logika. “Jangan hibur pedagang atau petani dengan logical fallacy,” cetusnya.
Menurut Furqon, pernyataan Zulhas dianggap menyederhanakan masalah. Padahal, masalah di lapangan jauh lebih kompleks dan harus diintervensi secara serius. Menurut dia, harga cabai dari para petani relatif normal dan tidak terjadi kenaikan signifikan.
“Jadi, apabila terjadi kenaikan harga yang tidak rasional, berarti ada masalah besar di jalur tengah, yaitu rantai distribusi,” bebernya.
Ikappi mengkhawatirkan tidak normalnya harga pangan, termasuk cabai, bakal berdampak domino yang akan merugikan pedagang di hilir.