JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pada perhelatan Presidensi G20, sector pangan akan menjadi kegiatan pendukung.
Dengan mengusung tema, Pangan Indonesia untuk Dunia Lebih Baik’kegiatan nantinya akan dilakukan dalam bentuk ekposure komoditas.
Selain itu ada juga agenda-agenda pertemuan bisnis, karnaval dan talkshow. Kegiatan ini dilakukan di tiga tempat di antaranya di Jakarta, Labuan Bajo dan Magelang Borobodur.
Menko Airlangga Hartarto mengungkapkan, program ketahanan merupakan isu sangat penting untuk menjamin ketersedian pangan di dalam negeri.
Untuk itu, pada pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia 2022 merupakan momentum untuk mengenalkan berbagai produk-produk komoditas unggulan Indonesia.
‘’Ini akan menjadi andalan ekspor, termasuk produk agrikultur Indonesia yang terseleksi sebagai andalan ekspor,’’ujar Menko Airlangga Hartarto dalam keterangannya pada acara Kick Of Pangan Nusantara, pada Kamis, (21/6).
Ketua Partai Golkar ini menilai, kegiatan agri bisnis memiliki potensi besar di Indonesia. Kegiatan ini dapat melibatkan banyak masyarakat dan memiliki keterikatan satu sama lainnya.
Mulai dari petani selaku produsen, BUMN, UMKM, eksportir, pelaku pasar, serta Kementerian/Lembaga (K/L) terkait baik di pusat maupun di daerah.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Musdhalifah Machmud mengatakan, pihaknya berharap dukungan dari pemerintah untuk perkenalkan lahirnya berbagai inovasi teknologi di sector pangan.
Adanya agenda Presidensi G20 diharapkan bisa memberikan manfaat dan memaksimalkan peluang untuk meningkatkan ekonomi rakyat Indonesia.
Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyampaikan, perlu adanya kolaborasi penting untuk perbaikan tata kelola pangan.
Hal ini pun sesuai yang diamanahkan Presiden Joko Widodo pada Sidang Kabinet Paripurna kemarin diperlukan sebuah orkestrasi yang baik antara Kementerian/Lembaga, BUMN, Swasta dan daerah.
‘’Ini untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri maupun peningkatan produksi pangan untuk potensi ekspor pangan Indonesia,” ujarnya. (red)