Seorang anggota tim peneliti Anton Ferdianto menjelaskan temuan tersebut disinyalir kura-kura yang berusia jutaan tahun lalu. Namun, belum diketahui jenis pasti kura-kura tersebut. Selain temuan tersebut, juga ditemukan beberapa eksoderm kulit buaya.
“Kita coba lakukan penyelamatan fosil temuan warga. Dari indikasi awal kita perkirakan ini kura kura. Namun belum tahu apakah kura kura darat atau kura kura air, masih harus dianalisa lebih dalam. Kita juga menemukan beberapa eksoderm atau kulit dari buaya yang diperkirakan crocodilus. Karena kita juga menemukan beberapa gigi yang sudah pasti gigi buaya,” jelas Anton.
Dikatakan, eskavasi yang dilakukan saat ini bertujuan menyelamatkan fosil fosil yang berada di Blok Leuwi Umbar Desa Jembarwangi. Anton sendiri sudah dari tahun 2016 melakukan penelitian di lokasi tersebut.
“Tujuan penelitian kali ini hanya untuk menyelamatkan fosil hasil temuan warga biar tidak rusak ataupun hilang dengan harapan kedepan bisa dapat informasi lebih,” ucap Anton.
Anton juga menjelaskan sudah banyak temuan fauna fauna yang dulunya hidup pada jutaan tahun lalu.
“Ada jenis sapi sapian, badak, gajah atau stegodon, buaya dan kera. Hewan-hewan tersebut diperkirakan dari migrasi awal daratan Asia turun ke bawah. Kemudian, intinya di sini zaman dahulu wilayah ini banyak dihuni oleh fauna-fauna,” ucap Anton.
Disebutkan, tujuan akhirnya dalam ekskavasi tersebut untuk mencari keberadaan manusia purba. Karena memiliki indikasi-indikasi yang menunjukan ada manusia yang tinggal jutaan tahun lalu.
“Karena saya seorang arkeolog, saya mencoba untuk mencari sisa-sisa atau indikasi apakah wilayah ini pernah dihuni oleh manusia pada jutaan tahun silam. Kalau dilihat dari lingkungannya, seharusnya manusia purbanya juga ada. Tetapi karena jumlahnya tidak sebanyak faunanya, jadi memang sedikit lebih sulit,” kata Anton.
Meski demikian, kata dia, tim telah menemukan perkakas dan alat bantu yang diperkirakan dipakai oleh manusia pada jutaan tahun silam.
“Penemuan itu sangat mirip dengan temuan manusia purba yang ditemukan di Sangiran. Ini menjadi indikasi yang sangat valid, hanya saja fosil manusia purbanya belum ditemukan,” sambung Anton.