JABAREKSPRE.COM – Seorang bocah yang baru keluar dari rumah sakit karena menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi viral di media sosial. Pasalnya seusai dirawat, tangan bocah tersebut malah lebam. Orangtuanya yang kebingungan akhirnya curat di media sosial dan mengeluhkan hal tersebut.
Unggahan dari akun bernama Zaffa tersebut viral di sebuah grup Facebook lokal Pigura Warga Batang. Dalam keterangan foto dan video yang diunggahnya, dia menuliskan minta solusi kepada semua warga Batang mengenai yang terjadi pada putrinya.
Dia menceritakan, seminggu sebelumnya sang putri baru diambil sample darahnya. Namun setelahnya, tangannya bengkak dan membekas hingga lebam berwarma biru keunguan. DIa menanyakan apakah akan kembali normal, selain itu dia juga menyertakan tanda pagar Rumah Sakit Kalisari.
Hal itu kemudian ditanggapi oleh manajemen RSUD Kalisari Batang. Direktur RSUD Kalisari, Mochamat Ali Balkhi, dirinya menyebut bahwa yang dialami bocah itu, yakni tangan yang menjadi lebam bukan kesalahan medis.
“Sebenarnya jika ingin penjelasan, kami sudah ada kanal pengaduan bisa datang langsung, lewat web atau layanan pengaduan. Kalau lewat medsos, kami tidak ada sistem ke sana,” katanya di kantornya, Rabu (15/6).
Di sisi lain, ia menyebut bahwa kondisi tangan pasien anak yang lebam itu bukan kesalahan medis. Terutama, pada pasien anak yang mengalami Demam Berdarah Dengue (DBD).
Ia menjelaskan kondisi lebam itu bisa muncul saat trombosit rendah. Berdasarkan hasil lab, pasien yang dimaksud merupakan pasien DBD.
Saat masuk, angka trombositnya rendah di angka 26 ribu. Kondisi pasien anak itu saat masuk sudah dalam kategori Dengue Shock Syndrome (DSS). Ketika masuk rumah sakit sudah muncul bintik merah.
“Kalau DBD sudah muncul bintik itu tandanya sudah kategori lanjut. Sebaiknya, kalau tiga hari panas tidak turun, segera dibawa ke dokter,” jelasnya.
Pas keluar di angka 98 ribuan dan butuh sedikit lagi effort untuk benar-benar pulih. Angka trombosit normal 150 ribu.
“Itu nanti hilang sendiri, seiring pulihnya kondisi tubuh. Bisa seminggu, dua Minggu hingga tiga Minggu,” ujarnya.