Ritual Pernikahan Manusia dengan Kambing, Anggota Dewan Terlibat

Jabarekspres.com – Warga yang tergabung dalam Warga Cerdas (WC) Gresik menggelar aksi di gedung dewan. Mereka menuntut agar ritual pernikahan nyeleneh antara manusia dengan kambing di Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng, Gresik diusut tuntas.

Selain itu, warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Gresik (AMPG) juga resmi melaporkan kasus pernikahan nyeleneh antara manusia dengan kambing ke Polres Gresik.

Dalam aksinya di depan gedung dewan, WC Gresik juga menggelandang seekor kambing. Tak ayal, warga dan jamaah Masjid Jamik yang melihat itu pun tersenyum. Terlebih, kambing itu juga diseweki. Masyarakat itu pun sudah bisa menebak peserta aksi itu memprotes ritual menghebohkan yang terjadi di wilayah Kecamatan Benjeng pada Minggu (5/6) lalu.

“Memang betul harus diprotes karena itu sudah menabrak budaya dan penodaan agama,’’ ujar beberapa jamaah masjid.

Pengunjuk rasa juga menggelandang kambing masuk ke lobi gedung dewan “Kami menganggap bahwa kasus ini adalah preseden terburuk DPRD Gresik sepanjang sejarah,” kata Abdullah Syafi’i, koordinator aksi WC Gresik.

Dalam video ritual pernikahan manusia dengan kambing itu, memang terlihat ada dua anggota DPRD Gresik yang terlibat. Yakni, Nurhudi Didin Arianto dan Muhammad Nasir. Keduanya merupakan anggota dari Fraksi Nasdem.  Nurhudi merupakan anggota komisi A (hukum dan pemerintahan) dan Nasir adalah ketua badan kehormatan (BK) DPRD Gresik.

Dalam ritual itu, beredar video Nurhudi termasuk yang ikut mengundang tokoh untuk mau datang ke hajatan tersebut. Lokasinya, juga di pesanggrahan milik Nurhudi. Adapun, Nasir juga terekam dalam video turut memberi ucapan selamat kepada mempelai pria yang menikah dengan kambing, setelah prosesi ijab qobul, layaknya pernikahan secara syariat Islam.

Atas peristiwa tersebut, untuk sementara waktu, pimpinan DPRD Gresik akan mengambil alih posisi ketua BK. “Kasus ini pun memang mendapat atensi dan bikin gaduh masyarakat Gresik,” kata Ketua DPRD Gresik M. Abdul Qodir.

Terlebih, sebelumnya Bupati Fandi Akhmad Yani juga menyebut bahwa kejadian itu merupakan perilaku jahiliyah dan mencemarkan nama Gresik sebagai kota santri dan wali.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan