Fogging, ungkapnya, selalu diterapkan oleh aparat kewilayahan jika mendapati pasien yang terjangkit DBD.
“Baik dari kelurahan atau kecamatan kepada masyarakat di komplek atau perkampungan. Ada kesadaran masyarakat, andai kata ada yang terkena DBD, biasanya dilaporkan ke aparat desa setempat sehingga dilakukan penyemprotan (fogging),” jelasnya.
Selain itu, Heri mengimbau masyarakat agar terus memerhatikan kebersihan, agar tidak ada air menggenang.
“Masyarakat harus jaga kesehatan. Jangan biarkan sampah-sampah itu tidak dikelola dengan baik, karena nyamuk aedes aegepty ini nyamuk elit tidak mau di got kotor. Maunya di tampungan air hujan, di air yang notabene air bersih,” katanya.
Apabila anak sudah panas lebih dari tiga hari, Heri menuturkan, orang tua harus segera membawanya ke dokter untuk dilakukan tes lab dan mendapatkan perawatan yang baik dan benar.
“Mudah-mudahan kita diberi keselamatan dan diberi perlindungan oleh Allah SWT,” tandasnya.