Jabarekspres.com — Aksi-aksi gemilang dari Thibaut Courtois di depan jala gawang menjadi salah satu kunci kemenangan Real Madrid dalam mengalahkan Liverpool di Stade De France, Paris, Perancis, Minggu (29/5/2022).
Beberapa kali kiper asal Belgia itu menggagalkan usaha para pemain Liverpool untuk mencetak gol dengan sangat krusial.
Bahkan, aksi-aksi penyelamatan Thibaut Courtois setidaknya berhasil membuat Mo Salah tampak frustasi karena upayanya untuk mencetak gol selalu gagal.
Semenjak kepindahannya dari Chelsea, Courtois menjadi lebih bersinar di Real Madrid sebagai salah satu penyelamat gawang terbaik di dunia. Bahkan penampilannya di Stade De France mengukuhkan namanya sebagai kiper kelas dunia.
Courtois menjadi tembok terakhir Los Blancos yang tidak mampu ditembus oleh serbuan besar-besaran anak-anak asuh Jurgen Klopp.
Atas dasar itulah penghargaan Man of The Match diberikan kepada Courtois pada pertandingan final Liga Champions 2021/2022.
Menjadi juara di kancah domestik dan di Liga Champions dalam waktu yang bersamaan itu sangat tidak mudah. Bagaimanapun, Los Blancos membuktikan bahwa mereka layak mendapatkan itu semua.
Di sisi lainnya, para punggawa Liverpool tidak akan mungkin bisa menyembunyikan kekecewaan mereka atas kekalahan dua kali ini, di laga yang sama, dan oleh tim yang sama.
Pada 2018, The Reds mengalami kekalahan dari Real Madrid di laga final Liga Champions. Faktanya, Liverpool kembali dipecundangi El Real kedua kalinya di laga yang sama.
Kendati demikian, kekalahan Liverpool ini tidak akan membuat mereka terpuruk. Bagaimanapun, mereka sudah meraih dua trofi Piala Carabao dan Piala FA Cup pada musim sekarang.
Itu artinya, Liverpool tetap menjadi tim yang sangat menakjubkan pada musim sekarang meski gagal menjadi juara Liga Premier Inggris dan Champions.
Yang pasti, laga final Liga Champions antara Liverpool melawan Real Madrid di Stade De France itu menampilkan pertandingan yang sangat menghibur dan mendebarkan bagi para penggemar The Reds dan Los Blancos.
Liverpool tidak kalah dengan begitu saja tanpa memberikan perlawanan. Justru setelah Vinicius Júnior, Liverpool bermain lebih agresif dengan cara mendesak lini pertahanan Real Madrid dari segala sisi.