Selama Pandemi Covid-19 Kasus Speech Delay pada Anak Meningkat

“Kita harus bersikap di sini bagaimana bijak menggunakan gawai. Bukan berarti dikasih begitu saja lalu ditinggal. Tapi ada pendampingan di situ dan interaksi. Karena ibarat pedang bermata dua ya, sesuatu itu bisa bermanfaat tergantung si pemakai,” papar dr Ajeng.

Di era serba digitalisasi sekarang ini, kita memang tidak bisa 100 persen antigadget dan kita tidak bisa melawan zaman. Tetapi jangan sampai menjadikan gadget ini sebagai electronic baby sitting, gadget diberi pada anak begitu saja lalu anak tidak diajak ngobrol.

Alarm

Alarm ini maksudnya deteksi dini, karena seringkali speech delay itu datang terlambat. Padahal dari umur 9 bulan sudah bisa dilihat tanda-tandanya, seperti belum bisa ngomong mama papa atau ketika diajak main cilukba orang tua sudah heboh tapi anaknya cuek.

Perlu ada tes dan screening juga untuk mencari tahu penyebab speech delay pada anak. Kemudian ini juga butuh kerja tim, artinya dari dokter, terapis, orang tua, bahkan psikolog pun harus bekerja sama. Karena banyak ibu yang stres ketika anaknya mengalami gangguan.

“Ada kasus, saya tinggal di Bekasi, Bekasi kan ibaratnya tetangga Jakarta, saya sebulan itu pasti mendapat satu pasien gizi buruk. Sudah usia 2 tahun beratnya 6,5 kilogram, jelas dong nggak bisa ngomong, jangankan ngomong, duduk sendiri aja nggak bisa. Kan nggak mungkin saya suruh terapi wicara, pasti dibenerin dulu nutrisinya. Nah Ini saya bilang kerja samanya harus dari berbagai pihak,” kata dia.

Peran berbagai pihak untuk mengatasi anak dengan speech delay, juga dipaparkan oleh Dokter Umum, dr Ramlan Zuhair Pulungan. Ia mengatakan orang tua seringkali tidak mempercayai anaknya untuk bercerita sendiri. Jadi ketika ia bertanya pada anak, yang menjawab justru orang tuanya.

“Saya melihat anak-anak di tempat saya praktik dan rumah sakit saya bekerja, dia memang sulit sekali berbicara. Ketika saya tanya anak, dia selalu melihat ke orang tua atau yang jawab selalu orang tuanya. Nah itu faktor sosial juga mempengaruhi anak bisa bicara apa nggak,” kata dr Ramlan dalam kesempatan yang sama.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan