SUMEDANG – Sepekan pasca Hari Raya Idul Fitri 2022, wilayah Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang khususnya di depan Pasar Parakanmuncang dihiasi oleh tumpukan sampah.
Gunungan Sampah yang menumpuk di bahu jalan itu seakan berkembang biak hingga mengeluarkan aroma busuk yang menyengat dan mengganggu pengguna jalan juga pengunjung pasar.
Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, sampah yang menggunung di depan Pasar Parakanmuncang itu sangat mengganggu akses kendaraan yang lewat serta merusak pemandangan.
Mirisnya, setelah libur panjang, gunungan sampah tersebut jumlahnya terlihat lebih banyak dari hari biasanya.
Menanggapi hal itu, salah seorang Pegiat Lingkungan Cimanggung, Dekki Islanudin mengatakan, pihak pemerintah harus serius pecahkan solusi sampah
“Harus ada kebijakan yang jelas dan tegas. Supaya sampah (Pasar) Parakanmuncang bisa diselesaikan,” kata Dekki kepada Jabar Ekspres, Senin (9/5).
Dia berujar, setelah sekian lama kerap menggunung, persoalan sampah dilokasi tersebut belum juga terselesaikan.
Karenannya, menurut Dekki, pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang belum serius dalam menyelesaikan persoalan sampah Pasar Parakanmuncang.
“Karena kalau serius, dari dulu pasti sudah ada penyelesaian masalah, sudah ada solusi jalan keluar,” ucap Dekki.
“Saya hanya pegiat lingkungan, soal penyelesaian sampah itu harus dilakukan semua pihak, termasuk masyarakat dan pemerintahan,” tambahnya.
Dekki menuturkan, dengan adanya kesadaran diri terhadap lingkungan, masyarakat bisa lebih peduli dengan tidak membuang sampah ke lokasi yang bukan peruntukannya.
“Walaupun itu Tempat Pembuangan Sampah (TPSS) sementara, itu sampah Pasar Parakanmuncang,” ujar Dekki.
“Jadi hanya bisa manampung sampah-sampah pedagang dan area pasar, bukan semua warga bisa ke sana,” lanjutnya.
Dekki mengusulkan, dengan seriusnya Pemkab Sumedang membuat kebijakan terhadap aturan dan penanganan sampah kemudian didukung oleh kesadaran diri masyarakat mengenai lingkungan, maka diharapkan bisa menyelesaikan persoalan sampah di Pasar Parakanmuncang.
“Adakan diskusi, duduk bersama, memecahakan masalah bersama, dapat solusi dan titik terang bersama-sama. Semua pihak hadir, pemerintah, masyarakat, tokoh dan pihak lain yang terlibat,” imbuhnya.
“Dengan begitu, dapat saling tukar pikiran, banyak usulan masuk akal, otomatis pemecahan masalah bisa didapatkan. Kalau saling tuduh gak akan pernah selesai,” tambah Dekki.