Para Pelayar Pantai Pangandaran yang Memanen ‘Rejeki’ Lebaran

2 Tahun Lalu, Bisa Makan Aja Syukur

Lain halnya Darmin yang cukup kalem, Supratno (42), amat menggebu-gebu saat diajak berbincang. Cokro, begitu ‘nama pantai’ yang disematkan padanya, memancarkan wajah kelewat sumringah. Sumringah yang melebihi Darmin. Membuncah. Seolah-olah Cokro siap meledak, meluapkan kegembiraannya kapan saja.

“Dibanding tahun kemarin waktu pandemi, pembatasan objek wisata. Oh, ya, saat ini (pendapatan naik) bisa sampai 1.000 persen!” ungkapnya penuh ceria saat berbincang di atas kapal milik kru lain.

“Kapal kami sedang berlayar,” lanjutnya.

Kami, begitu katanya, sambil menunjuk Darmin yang berada di sebelahnya. Kedua pelayar tersebut memang satu tim. Alias kru, begitu mereka menyebutnya. Keduanya tergabung dalam satu kapal yang sama, kapal dengan nama Muchekill.

“Waktu corona kami pendapatan paling sekira Rp50 – 100 ribu per hari. Kalau saat ini, khususnya lebaran tahun ini, bisa sampai Rp400 – 500 ribu per hari,” katanya.

“Pokoknya lebaran kayak gini, berlipat-lipat. minimal kami penghasilan, minimal Rp200 ribu per hari. Kalau hari normal hanya Rp100 ribu. Apalagi dengan dibukanya kembali wisata, betul-betul kayak menuai panen,” imbuh Cokro, pria kelahiran Jawa Tengah yang sudah berlayar selama 6 tahun ini.

Disaat objek pariwisata Pantai Pangandaran terkena dampak pandemi, yaitu dengan adanya pembatasan kunjungan wisatawan, paling mentok, kata Cokro, pendapatan yang dihasilkan Rp100 ribu per hari. Itupun, lanjutnya, dengan cara menawarkan ‘maksa’ kepada pengunjung yang ada.

“Yang pertama itu, lockdown pertama lebaran (2019), bisa makan aja bersyukur. Tahun kedua rada mendingan, kebetulan ada kelonggaran pariwisata. Sedikit ada pemasukan,” tukasnya.

“Apalagi kalau hari biasa, tuh. Bukan hari libur. Hari kerja, Senin sampai Jumat. Kami mencari Rp100 ribu susahnya minta ampun. Jadi, kami sukanya kalau hari libur,” tambahnya.

Namun untuk tahun ini, kata Cokro, semenjak perahu pesiar mulai diturunkan sehari usai lebaran, pendapatan yang diterima lebih dari Rp200 ribu. Bahkan, akunya, beberapa kawan sesama pelayar di kapal lain, terdapat yang mengantongi penghasilan senilai Rp1 juta dalam satu hari saja.

“Makanya kami berharap Pangandaran macet terus. Bukan masalah negatifnya, kalau Pangandaran macet itu pasti tandanya pantai ramai. Pengunjung banyak!” candanya sambil terbahak-bahak. (zar)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan