Airlangga Hartarto: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I 2022 Lampaui Negara Maju

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, meski pertumbuhan ekonomi global belum stabil, perekonomian Indonesia untuk kuartal 1 2022 mampu menunjukan peningkatan.

Menurut Airlangga Hartarto, pada kuartal 1 2022 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia mecapai 5,01 persen.

‘’Ini hampir menyamai pada pertumbuhan pada kuartal sebelumnnya,’’ ucap Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, (9/5).

Beberapa negara, seperti China, Singapura dan Korea Selatan, Bahkan Amerika dan Jerman pertumbuhan ekonominya di bawah Indonesia.

Sementara itu, untuk pertumbuhan ekonomi global 2022 diprediksi di kisaran 3,6% hingga 4,5%. Sedangkan Lembaga OECD, World Bank, dan IMF sudah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 5-5,4%.

“Jadi pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata di atas pertumbuhan ekonomi global,’’ucanya.

Untuk inflasi, inflasi volatile food di bulan April kemarin 5,48%, sedangkan administered price di 4,83%, dan inflasi inti di 2,6% sehingga inflasi rata-rata di bulan April adalah 3,47%.

Nilai inflasi ini masih dalam range APBN yaitu 3±1%. Sebab, dari lapangan usaha, hampir seluruh sektor dari sisi suplai rata-rata positif.

‘’Semuanya rata-rata positif, mulai dari pergudangan, industri, jasa, pertanian, dan konstruksi, juga dari sisi demand baik itu konsumsi rumah tangga, PMTB, investasi, ekspor dan impor juga positif,’’kata Airlangga.

Airlangga Hartarto menilai, nilai positif ini merupakan pertanda baik, dimana saat ini pertumbuhan Indonesia, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global,’’kata dia.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi ini dipicu oleh naiknya indeks belanja selama Ramadhan tahun ini yang meningkat sebesar 31 persen dibandingkan Ramadhan tahun lalu.

Kenaikan indeks belanja terjadi di hampir seluruh pulau di Indonesia. Yakni, di Kalimantan meningkat dengan indeks belanja 199,6, Sumatra 178, Jawa 137, Maluku dan Papua 145,5, serta Bali dan Nusa Tenggara 72,9.

“Kalau kita lihat secara keseluruhan jumlah frekuensi dan belanja itu indeks 179,4, sedangkan dari segi nilai sebesar 159,9,” tutur Airlangga.

Sementara itu, terkait kinerja penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, tercatat realisasinya 15,4 persen atau Rp 70,37 triliun.

Rinciannya, bidang kesehatan sebesar 9,7 persen atau Rp 11,87 triliun yakni, untuk insentif nakes dan klaim pasien.

Selain itu, terkait perlindungan masyarakat realisasinya sudah 49,27 triliun atau 32 persen. Ini terdiri dari PKH, BLT minyak goreng, BLT Dana Desa, Bantuan pedagang kaki lima, warung, dan nelayan, serta kartu prakerja.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan