Teguh menilai, tren motor dengan tampilan dengan gaya Jepang atau Amerika memang tergantung selera, namun yang menjadi perhatiannya adalah mesin motor tersebut.
“Banyak yang pengen gaya tapi mengabaikan kondisi mesin motornya. Saya sayangkan hal itu, karena nyawa motor ada di mesin,” imbuhnya.
“Mesin harus tetap dirawat, percuma juga tampilan motor bagus tapi di jalan harus didorong, kan gak lucu,” lanjut Teguh dengan canda dan tawa.
Dia menerangkan, onderdil dan sparepart motor dari banyaknya konsumen yang dia layani ingin merestorasi motornya kembali seperti baru.
Karenanya, khusus motor-motor besar (Moge) dengan style Inggris, Amerika dan Eropa, Teguh sengaja memesan sperpart hingga body motor langsung ke Negeri Paman Sam.
“Supaya semua elemennya orisinil. Tapi saya juga tanya dulu konsumen mau pakai full orisinil atau sebagian saja, tergantung kesanggupan konsumen,” ucapnya.
Teguh menilai, yang perlu diperhatikan dalam menentukan motor custom atau classic disamping selera tampilan yaitu kenyamanan berkendaranya.
“Karena tipe motor beda-beda. Ada yang mesinnya cocok untuk dibawa maju kencang ada juga yang dibawa santai. Jadi sensasinya yang harus dirasakan,” kata Teguh.
Melalui pantauan Jabar Ekspres di lokasi, terlihat berbagai jenis motor mulai dari mesin Negeri Sakura hingga model Eropa.
“Sensasinya berbeda kalau pake motor classic. Motor custom dan classic juga berbeda,” ujar Teguh.
“Kalau custom itu dikombinasikan mesin contoh CB tahun 80an dibentuk model Japstyle (Japanese Style), kalau classic murni dari mesin dan tampilan orisinil keluaran pabrik,” tambahnya.
Dari penghasilan jasa merestorasi motor, Teguh mengaku, keuntungannya bisa mencapai puluhan juta rupiah, tergantung model dan sparepart yang diinginkan konsumen.
“Mulai suka motor dari 2008, awalnya biasa aja motor-motor sport. Semakin ke sini saya buka bengkel dan sekarang fokus ke restorasi motor-motor tua,” tuturnya.
Teguh berpesan apapun model motornya, gaya atau adaptasi manapun, kondisi kesehatan mesin motor sangat penting dan harus diperhatikan.
“Saya juga sering terima cuma buat service mesin, justru saya suka malah karena berarti yang datang peduli sama motornya,” pungkas Teguh. (mg5)