BANDUNG – Ribuan massa aksi unjuk rasa (unras) pada Kamis (21/4) siang ini mulai memenuhi bagian depan Gedung Sate. Massa merupakan gabungan antara dua kelompok, yakni Aliansi Mahasiswa Jabar Menggugat (AMJM) dan Poros Revolusi Mahasiswa Bandung (PRMB).
Lalu sejumlah tuntutan yang dibawa dari tiap kelompok, sedikit banyak memiliki perbedaan. Diantaranya seperti AMJM, dalam unras kali ini melayangkan sebanyak 9 tuntutan.
“Pertama, kami tetap mengawal penolakan tiga periode. Kedua, persoalan kenaikan BBM yang nanti kemungkinan akan melonjak di bulan Mei, menjelang Idul Fitri dan berakhir Idul Fitri,” ungkap Koordinator Aksi AMJM, Agung Andrian kepada Jabar Ekspres, Kamis (21/4).
Hal demikian itu terlihat dari sinyal yang diberikan pemerintah. Bahwa pertalite dan solar akan mengalami kenaikan harga. Agung mengatakan, harga naik tersebut bakal berpengaruh terhadap harga bahan pokok. Maka, pihaknya menuntut upaya pemerintah harus digagalkan.
“Kemudian, persoalan mafia minyak goreng, tata niaga, dan persoalan penyelesaian distribusi barang serta jasa. Nah, itu, kami meminta agar pemerintah menghukum berat mereka seberat-beratnya.
“Karena dampak dari (kelangkaan) minyak goreng ini sangat luas (dampaknya) kepada masyarakat,” sambungnya.
Lalu keempat, menuntut perbaikan sistem pendidikan di Indonesia. Lima, tegakkan reforma agraria sejati. Enam, mendesak Kapolri agar segera menindak aparat yang melanggar perkapolri pengendalian massa.
“Tujuh, kawal UU TPKS. Delapan, ciptakan ruang aman gender di kampus. Sembilan, hukum berat mafia migor,” jelasnya. (zar)