Jabarekspres.com – Gelombang massa aksi mahasiswa unjuk rasa terjadi di Kota Bandung, terdapat pada 2 titik yaitu Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jabar dan Gedung Sate. Ratusan mahasiswa tampak memenuhi bagian depan dari kedua tempat tersebut, pada Kamis (14/4).
Unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa itu berlangsung sejak siang hari, aksi unjuk rasa masih berjalan hingga saat ini sekitar pukul 16.00 WIB.
Massa aksi pun bertambah, selain saling bergantian menyuarakan aspirasi lewat toa milik orator, aksi pembakaran ban juga sempat terjadi. Asap hitam sempat mengepul di depan Gedung DPRD Jabar.
Koordinator massa aksi yang berada di Gedung Sate, Rizaldi Mina mengungkapkan, terdapat sejumlah tuntutan yang dilayangkan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Hal ini dilakukan supaya pemprov bisa menyampaikan kembali aspirasi massa ke pemerintah pusat.
“Pertama, terkait dengan lonjakan BBM yang hari ini naik, pertamax,” ujarnya kepada wartawan Jabar Ekspres saat ditemui di depan Gedung Sate, Kamis (14/4).
Menurutnya, ada konsekuensi logis bahwa tidak dipungkiri bakal terjadi persaingan konsumen. Yakni dalam pembelian BBM jenis Pertalite lantas membuat langka ketersediaannya.
“Kedua, mendesak beberapa elemen elit dari pemerintahan untuk meredam wacana-wacana yang telah dilontarkan oleh beberapa elit politik dan elit yang berada di kepemerintahan,” lanjut Rizaldi.
“Dalam konteks ini yakni perpanjangan presiden 3 periode. Juga kemaren sempat ada wacana penundaan pemilu. Tapi disini presiden belum meredam narasi publik atu narasi-narasi elit yang menginginkan adanya 3 periode,” imbuhnya.
Maka, kata Rizaldi, pihaknya pun mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera menghentikan narasi-narasi yang menguar soal masa jabatan presiden 3 periode.
“Selain itu, pemerintah dengan berbagai aparatusnya, baik itu aparatus represifitas maupun ideologisnya. Ketika terjadinya pembebasan lahan. Kami menuntut (pemerintah) untuk meniadakan aspek-aspek yg dalam konteks ini, penggusuran lahan,” jelasnya.
Adapun persoalan minyak goreng, ia mengatakan bahwa isu tersebut juga menjadi salah satu yang terdapat dalam tuntutan massa aksi.
“Padahal kita itu negara sawit yang kategori besar, tapi malah kelangkaan minyak goreng. Oleh sebab itu kami mendesak pemerintah supaya menstabilkan ekonomi nasional,” ungkapnya.