JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, utang luar negeri Indonesia masih relatif rendah jika dibadingkan negara-negara lain yang ada di dunia, khususnya Asia Tenggara.
Tercatat, utang luar negeri Indonesia saat ini berada di angka Rp7.014 triliun. Angka tersebut setara dengan 40,17 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
“Rasio utang kita termasuk relatif rendah, baik diukur dari negara Asean, G20 atau bahkan seluruh dunia,” jelas Sri Mulyani dalam Telekonferensi Pers KSSK, Rabu (13/4).
Namun melihat utang ini, ia mengatakan bahwa pemerintah akan menjaga utang luar negeri tetap terkendali secara hati-hati.
Pasalnya, masalah utang ini juga menjadi persoalan yang serius, seperti yang terjadi pada Sri Lanka yang terlilit utang dan membuat krisis besar-besaran.
“Ini kita jaga hati-hati dan prudent, karena kita juga melihat tekanan seluruh dunia terhadap negara-negara akan meningkat, seperti salah satu negara, Sri Lanka,” ujar Sri Mulyani.
Apalagi saat ini terjadi kondisi yang tidak pasti, seperti masih terjadinya pandemi Covid-19 dan juga konflik antara Rusia-Ukraina yang menyebabkan global supply chain terganggu. Dengan pengendalian utang luar negeri yang baik, diharapkan Indonesia tidak menjadi negara yang terlilit utang.
“Kami akan menjaga dukungan Bank Indonesia kepada kita untuk tahun ini. Dari mengoptimalkan sisi belanja dan pendapatan negara yang saat ini mengalami peningkatan karena komoditas yang meningkat. Ini salah satu positive side (sisi positif),” tutup Menkeu. (jawapos-red)