Nelayan di Cianjur Senang Bisa Kembali Melaut

Jabarekspres.com — Usai cuaca ekstrem selama hampir satu tahun melanda pesisir selatan provinsi Jawa Barat, para nelayan di pantai selatan Cianjur kembali melaut.

Cacu, seorang nelayan di Pantai Jayanti Cianjur, mengatakan bahwa cuaca di Pantai Selatan sedang bersahabat sehingga ia pun bisa melaut.

Ia senang karena bisa kembali ke laut karena sejatinya aktivitas melaut itu merupakan berkah yang sangat berarti baginya.

“Baru beberapa hari ini nelayan di Pantai Selatan kembali melaut karena cuaca mulai bersahabat meski tidak sampai ke laut lepas. Untuk penghasilan sekali melaut lumayan tinggi dari 70 sampai 100 kilogram, lumayan kami bisa menutupi hutang selama tidak melaut,” kata Cacu

Menurutnya, ratusan nelayan saat ini sudah kembali berangkat ke tengah laut karena sudah terlalu lama menganggur dan tidak memiliki penghasilan.

Sejak masuknya bulan puasa, cuaca mulai bersahabat dan gelombang tidak terlalu tinggi, sehingga ratusan perahu kembali berlabuh di lautan.

Cucu mengatakan bahwa selama 2021, nelayan lebih banyak menganggur akibat cuaca ekstrem hingga pada awal 2022.

Selain itu, pembatasan-pembatasan yang sempat diberlakukan juga membuat nelayan semakin sulit, namun saat ini mereka dapat bernafas kembali karena harga ikan juga mengalami kenaikan.

“Harga ikan bervariatif mulai Rp40.000 sampai Rp60.000 per kilogram untuk jenis ikan layur kuning, untuk kakap dan kerapu ada yang sampai Rp70 ribu per kilogram, dari yang biasanya hanya Rp 50-60 ribu per kilogram. Kami juga berharap TPI kembali diaktifkan kembali,” ucap Cacu membeberkan.

Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Rumbayan Nelayan Cianjur, Agus Bambang Irawan, mengatakan, sejak kembali melaut hasil tangkapan nelayan dalam sepekan terakhir sangat bagus berkisar antara 100 kilogram hingga 500 kilogram untuk jenis, tuna, layur dan tongkol.

“Tidak bisa dipastikan bulan apa musim ikan karena hasil tangkapan didukung cuaca baik. Meningkatnya hasil tangkapan terjadi saat tertentu saja, tidak lantas sebulan ini meningkat terus. Hampir satu tahun nelayan di pantai selatan tidak melaut,” kata Agus.

Agus juga mengatakan bahwa selama ini perhatian pemerintah terhadap nelayan masih rendah bahkan terkesan diabaikan karena tidak pernah mendapat bantuan layaknya kelompok masyarakat seperti petani dan pelaku usaha lainnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan