Jabarekspres.com – Sebagian masyarakat yang sedang minum obat saat puasa Ramadan sering kali kedapatan salah dosis ataupun tak meminumnya sama sekali.
Ternyata, minum obat saat puasa Ramadan memiliki panduannya tersendiri, tidak boleh asal. Konsumsi obat harus sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokter.
“Kalau aturannya tiga kali sehari yang harus diminum. Begitu juga sebelum makan dan sesudah makan namun memang waktu disesuaikan,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Mampang Winarni Naweng Triwulandari, yang dikutip dari FIN, Kamis (7/4).
Dia menjelaskan obat mesti diminum sesuai anjuran yaitu bisa diminum saat sahur, berbuka dan malam hari sesudah tarawih atau sebelum tidur.
“Kalau obat terbagi dari dua penyakit, yakni yang menular dan tidak menular. Jika melihat fenomena sekarang, yakni Covid-19 dianggap sebagai penyakit menular. Sehingga diberikan antibiotik dan semacamnya untuk meredakan sakit,” paparnya.
Dia menambahkan, obat untuk penyakit tidak menular seperti kencing manis, dianjurkan mengonsumsi obat saat sahur.
Menurutnya bagi penderita kencing manis obat akan menurunkan gula darah. Sebab jika gula darah turun terlalu ekstrem akan berbahaya,
“Buat (penderita) gula darah (obatnya diminum) sesudah buka, berbuka puasa dengan minuman dan makanan yang sedikit kadar gula. Karena penderita gula bukan tidak boleh makan gula hanya diseimbangkan,” terangnya.
Untuk obat dirinya memberikan contoh, misalnya jenis obat Glibenklamid atau Glimepirid yang bisa diminum saat berbuka dan Metformin saat sahur.
Dia melanjutkan, untuk penderita hipertensi biasanya diberikan satu obat. Obat HCT jangan diminum ketika sahur karena bisa menimbulkan efek orangnya banyak buang air kecil hingga nanti bisa haus bahkan mungkin juga sampai dehidrasi.
Oleh karena itu, obat bisa dikonsumsi setelah berbuka puasa, lalu untuk obat Amlodipim bisa diminum saat sahur.
Aturan yang dipaparkan Winarni bisa juga dikonsultasikan dengan pihak puskesmas atau klinik terdekat agar bisa diberikan anjuran yang lebih benar.
UPTD Puskesmas Mampang membuka diri untuk membantu masyarakat agar tetap sehat menjalankan puasa Ramadan.
“Untuk TBC obat tidak harus diminum di jam yang sama yang penting dalam satu hari harus sesuai dosis dan aturan. Berbeda dengan pasien HIV atau AIDS mereka harus berkonsultasi dengan dokter untuk lebih lanjut,” pungkasnya. (fin/ran)