Jabarekspres.com – Di lansir Voi, setelah menguasai Shanghai, Jepang tak puas. Pasukan Dai Nippon terus berekspansi menjajah China. Hingga sampailah di Nanking atau Nanjing. Sepanjang periode itu, ribuan orang baik dari kalangan militer maupun sipil di bunuh, di siksa, dan di perkosa. Pembantaian Nanking.
Peristiwa yang di kenal dengan Tragedi Nanking ini, di mulai pada 13 Desember 1937 dan berlangsung sekitar enam minggu.
Mengutip History, sekitar 20.000 hingga 80.000 wanita China di serang secara seksual oleh Tentara Kekaisaran Jepang. Dengan cara dari pintu ke pintu, para tentara Jepang menyeret keluar wanita, bahkan anak-anak kecil.
Mereka melakukan aksi keji tersebut secara beramai-ramai. Kemudian, setelah selesai dengan korban, para tentara Jepang itu segera membunuh para korban.
Wanita tua di atas usia 70 tahun serta gadis kecil di bawah usia 8 tahun di seret untuk di perkosa. Lebih dari 20.000 perempuan (beberapa memperkirakan 80.000) di perkosa beramai-ramai oleh tentara Jepang,
kemudian di tikam sampai mati dengan bayonet atau di tembak sehingga mereka tidak akan pernah bisa bersaksi.
Wanita hamil tidak luput dari sasaran dari pasukan Jepang. Dalam beberapa kasus, mereka di perkosa, kemudian perutnya di belah dan janinnya di cabut.
Kadang-kadang, setelah menyerbu ke dalam sebuah rumah dan bertemu dengan seluruh keluarga, tentara Jepang memaksa ayah untuk memperkosa anak perempuannya. Anak laki-laki untuk memperkosa ibunya, dan saudara laki-laki untuk memerkosa saudara perempuan.
Sementara anggota keluarga lainnya di suruh menonton.
“Belum pernah saya mendengar atau membaca kebrutalan seperti itu,” tulis seorang misionaris di Nanking, James M. McCallum, dalam buku harian yang di kutip All Interesting. “Memperkosa! Memperkosa! Memperkosa! Kami memperkirakan setidaknya 1.000 kasus di malam hari dan banyak di siang hari.”
Sementara di seluruh kota Nanking, pasukan Jepang melakukan pembantaian dengan menembakkan senapan mereka ke kerumunan warga sipil yang panik, membunuh tanpa pandang bulu. Banyak tentara China yang di buru dan di bunuh, lalu di kubur secara massal.
Pasukan Jepang juga membunuh pemilik toko, menjarah toko lalu membakar gedung setelah mengunci orang dari segala usia di dalam.