Atrash merupakan seorang tahanan yang sempat mendekam di dalam penjara Israel selama enam tahun dan kemudian bebas lebih dari setahun yang lalu.
Dalam keterangan awak media setempat, kerusuhan antara warga sipil Palestina dan tentara Israel juga terjadi di pusat Hebron, di Tepi Barat.
Tentara Israel menyerang warga sipil Palestina dengan peluru karet, bahkan dengan peluru tajam, dan gas air mata yang berkumpul di berbagai wilayah Tepi Barat, termasuk Nablus dan Ramallah.
Seminggu yang lalu, 11 warga Israel meninggal dalam serangan yang terjadi secara terpisah akibat aksi warga Palestina di dalam kota-kota Israel.
Buntut dari peristiwa tersebut, aparat dan angkatan bersenjata Israel langsung menaikan level siaga ke level darurat sejak bulan Mei tahun lalu.
Pada hari Rabu kemarin, pemerintah Israel lewat Perdana Menteri Naftali Bennet menyerukan agar warga Israel yang memiliki senjata untuk mempersenjatai diri di ruang-ruang publik usai kekacauan.