- Gashadokuro
Tulang-tulang dari tubuh yang tewas di medan perang, konon bagi orang-orang Jepang, akan berubah menjadi gashadokuro (tulang kelaparan).
Yokai ini terbentuk di tempat-tempat di mana banyak tulang berserakan tanpa penguburan, seperti di desa-desa yang terserang wabah sehingga menyebabkan bencana kelaparan.
Karena mereka meninggal tanpa penguburan atau upacara pemakaman yang layak, jiwa dan tulang berkumpul dan menciptakan satu kerangka raksasa, 15 kali ukuran rata-rata orang.
Hantu tulang belulang ini akan menyergap orang-orang, menggigit kepala mereka, berpesta dengan tulang mereka dan meminum darah mereka, seperti Dracula.
Kamu akan mengetahui yokai ini di ukiyo-e terkenal “Takiyasha the Witch and the Skeleton Spectre” karya Kuniyoshi yang terkenal.
- Yamauba
Hati-hatilah kalau kamu berkunjung ke Jepang dan hendak mendaki gunung di sana. Kamu harus tahu bahwa ada setan terkenal yang bersemayam di pegunungan Jepang. Ia adalah Yamauba si Penyihir Gunung.
Ia berwujud nenek tua dengan rambut yang sangat acak-acakan sambil memakai kimono lusuh dan kotor.
Setan ini menjadi terkenal karena ia sering membantu para pendaki yang kelelahan dan kemudian membunuh mereka saat mereka beristirahat.
Makhluk ini dulunya adalah seorang perempuan biasa namun melarikan diri ke dalam hutan usai dituduh melakukan kejahatan.
Ada juga yang menyebut bahwa makhluk ini merupakan korban ubasute (姥捨て), perempuan tua yang meninggal. Selama masa-masa sulit seperti kelaparan, sebuah keluarga akan membawa orang tua mereka ke hutan untuk mati. Di sini, mereka akan menjadi marah dan kesal, menjadi kanibalisme dan mempraktikkan ilmu hitam.
Namun, dalam beberapa cerita, mereka baik hati. Misalnya, yamauba mungkin memberikan harta karun atau keberuntungan yang baik kepada orang asing. Di Aichi, yamauba dipandang sebagai dewa pelindung.
- Kappa
Makhluk ini mirip seperti manusia namun berwujud kerdil. Ia memiliki cangkang seperti kura-kura dan kulitnya bersisik berwarna hijau. Di kepalanya menempel piring yang harus terisi air agar ia bisa tetap hidup. Setan ini mendiami sungai, danau, dan saluran-saluran air di Jepang.
Dalam Shintoisme, kappa (anak sungai) dihormati sebagai dewa air dan patung mereka terkadang dapat dilihat di kuil-kuil di sekitar Jepang. Keunikan Kappa termasuk memiliki ketertarikan pada mentimun dan tidak pernah melanggar janji.