Begini Dampak Mengkonsumsi Minyak Goreng Curah Bagi Tubuh

BANDUNG – Isu kenaikan harga minyak goreng kemasan, membuat banyak masyarakat beralih menggunakan minyak goreng curah.

Meski kualitas jauh berbeda dibandingkan minyak goreng dalam kemasan, masyarakat sepertinya tidak ada pilihan lain. Terlebih, harga minyak goreng kemasan saat ini harganya melambung naik.

Menanggapi hal ini, Esti Nurwanti, ahli gizi dan Founder Gizi Nusantara menjelaskan, jika dilihat dari sisi kualitas minyak goreng kemasan jelas lebih baik.

Jika dilihat dari standar kesehatan makanan, minyak goreng kemasan sudah melalui uji klinis dari Badan Pengawasan Obat dan makanan (BPOM).

“Minyak goreng kemasan itu sudah melalui uji klinis, BPOM, di cek dulu FFAnya (Free Fatty Acid) seperti apa, kebersihannya dan kualitasnya terjamin,” ujar Esti kepada Jabar Ekspres.

Sedangkan minya goreng curah kemasan dibuat dengan melakukan filterisasi atau penyaringan. Biasanya dengan menerpkan standar sterilisasi yang ketat.

Sedangkan minya goreng curah standar filterisasinya dibilang kurang. Bahkan tidak menutup kemungkinan 28 persen minyak goreng curah yang beredar di pasar tradisional berasal dari minyak goreng bekas atau jelantah.

Selain itu minyak goreng curah lebih cepat rusak jika dipanaskan dalam keadaan mendidih. Tingginya asam lemak bebas akan mudah teroksidasi.

Sedangkan minyak goreng kemasan sudah diperhitungkan dan dilengkapi mineral dan vitamin untuk mencegah oksidasi.

”Artinya kualitas minyak goreng kemasan sudah ditelaah ketahanan titik didihnya, sedangkan minyak curah tidak,”kata dia.

Ketahanan titik didih ini, lanjut dia berpengaruh pada kualitas minyak dalam menghasilkan senyawa yang berdampak buruk bagi tubuh.

“Minyak kemasan sudah diperhitungkan jika dipanaskan dengan suhu sekian akan rusak apa tidak, apa yang terjadi sama ikatan rangkapnya. Kalau minyak curah siapa yang memperhitungkan?” tuturnya.

“Kalau kemasan ‘kan jelas ada PTnya, kalau ada apa-apa tinggal salahin aja PTnya. Kalau minyak curah siapa (yang bisa tanggung jawab, red)?” tambah Esti lagi.

Meski begitu, sebagai ahli gizi Esti menyarankan agar proses makanan dengan cara menggoireng sebaiknya dikurangi. Sebab, kadar lemak jenuh yang terdapat pada minyak goreng curah maupun kemasan tetap kurang baik bagi tubuh.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan