Sudah Tahu? Ini Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung

Jika seseorang mengalami serangan jantung, maka mereka akan memiliki golden period lebih lama dibanding henti jantung, yakni sekitar 2 jam. Hasil yang terbaik adalah pertolongan dilakukan dalam waktu 2 jam.

“Sebenarnya kita masih punya waktu sampai 6-12 jam, tapi prinsipnya makin cepat makin baik,” ujar dr. Samuel.

Dia menyebut henti jantung sulit diketahui gejalanya, bahkan hampir tak ada gejala pendahuluan. Seseorang bisa langsung terjatuh dan tak bernapas.

“Henti jantung tak ada gejalanya, tiba-tiba saja terjatuh dan tak bernapas, tanpa gejala orangnya bisa baik-baik saja, tiba-tiba jatuh saja, tanpa apa-apa. Tanpa gejala langsung jatuh, tak bernapas. Ya mungkin bisa ada kejang atau ngorok sebentar karena jantung tiba-tiba berhenti,” kata dr. Samuel.

Sedangkan serangan jantung, gejala spesifiknya, pasien merasa tak enak di dada, rasa seperti tertekan benda berat, atau rasa panas di dada. Rasa tak enak itu bisa di tengah, kiri, kanan di punggung, bisa menjalar sampai ke rahang dan lengan.

Kondisi henti jantung dan serangan jantung, trennya lebih bergeser ke usia lebih muda saat ini yakni umur 40-50 atau bahkan di bawah 40.

“Terbanyak 40-50, usia tua ada, dan laki-laki lebih banyak dari perempuan. Karena usia 40-50 itu perempuan masih dikatakan terlindungi hormon estrogen. Masih menstruasi. Perempuan meningkat resikonya setelah menopause,” ucapnya.

Kondisi henti jantung bisa disebabkan beberapa pemicu. Pertama bisa karena obat, makanan dan minuman tertentu, hingga penyebab utamanya adalah gangguan irama, ada satu irama yang berbahaya, yang kita sebut ventrikel takikardi. Gangguan irama itu menyebabkan jantung berhenti.

“Nah kenapa bisa terjadi gangguan irama itu? Itu ada pemicunya biasanya, antara lain obat-obatan yang merangsang jantung. Misalnya, yang mudah ditemukan itu obat flu. Obat flu bisa menjadi pemicu, kalau orang itu punya bakat gangguan irama. Lalu narkoba, kopi, kalau orang itu memang punya bakat ke arah sana. Obat flu, mengandung obat untuk pilek golongan Pseudoephedrine. Itu bisa memicu gangguan irama jantung yang fatal. Kalau ingat beberapa waktu lalu, obat-obat flu pernah ditarik semua, dosisnya diperkecil semua. Kalau paracetamol saja aman tak masalah,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan