Sementara itu Azrul Ananda mengungkapkan, olahraga atletik bukan hal baru buatnya. Menurut Azrul, selama ini banyak yang tidak tahu bahwa ketika memulai mengembangkan kompetisi DBL, sebenarnya ia bukan anak basket.
“Saya ini dulu pas SMA justru anak atletik. Pas SMA, olahraga saya track and field. Saya pelari 2 mile (3,2 km) dan lompat tinggi. Cuma tidak tahu kenapa kok bisa bikin basket duluan,” ujarnya.
Oleh karena itu, ketika terbuka kesempatan berkolaborasi membantu memasalkan atletik, Azrul Ananda begitu antusias. Apalagi olahraga atletik merupakan ibu dari segala cabang olahraga. Menurut Azrul, tak masuk akal rasanya Indonesia sebagai salah satu negara terpadat penduduknya tak bisa berprestasi di cabang atletik.
“Semoga pengalaman kami memasalkan olahraga basket lewat DBL bisa juga dilakukan di atletik. Tinggal bagaimana piramida dasarnya dibuat lebih solid,” ungkap Azrul. Ia yakin olahraga atletik seharusnya lebih bisa membawa Indonesia meraih prestasi tertinggi.(*)