“’Power tends to corrupt; absolute power corrupts absolutely’. Artinya adalah jangan biarkan kekuasaan tanpa batas. Ketika seorang pemimpin tidak mau turun takhta, maka biasanya rakyat yang akan mengoreksi. Betul tidak?” serunya.
Ia juga berpandangan bahwa konstitusi dan semangat reformasi tidak membenarkan perpanjangan masa jabatan presiden.
Dengan tegas ia menyinggung para elite politik untuk bersikap jujur terhadap sejarah Reformasi 1998 dan menjunjung tinggi demokrasi Indonesia saat ini.
“Sudah lewat 20 tahun. Kita sepakat jangan mundur dari semangat reformasi. Jangan sampai terjadi. Kalau kita cederai demokrasi, mengkhianati reformasi, harganya terlalu mahal. Siapa yang tanggung harganya? Rakyat atau elite politik?” pungkasnya.