Utsmaniyah Penutup Kekhalifahan Islam

Kesultanan Utsmani terbagi menjadi dua periode. Periode pertama, masa Kesultanan Utsmani, dari masa berdiri sampai berakhirnya Dinasti Abbasiyah, terdiri dari : Osman I (1299 – 1323/1324), Orhan I (1324-1362), Murad I (1362-1389), Bayezid I (1389-1402), sepeninggal Bayezid I terpecah menjadi 4 wilayah (İsa, Sultan Anatolia Barat: 1403 – 1405/1406; Süleyman, Sultan Rumelia pertama: 20 Juli 1402 – 17 Februari 1411; Musa, Sultan Rumelia kedua: 18 Februari 1411 – 5 Juli 1413; dan Mehmed, Sultan Anatolia Timur: 1403–1406, Sultan Anatolia: 1406–1413 serta kemudian menjadi Mehmed I (413-1421), menjadi penguasa tunggal setelah mengalahkan saudara-saudaranya, Murad II (1421-1444), Mehmed II (1444- 1446), menyerahkan kembali kekuasaan kepada ayahnya, Murad II (1446-1451), Mehmed II atau Al-Fatih (1451-1481), Bayezid II (1481-1512), Selim I (1512-1517), pada tahun 1517 menjadi khalifah setelah Wangsa Abbasiyah menyerahkan kedudukan tersebut kepada kesultanan Utsmaniyah,

Adapun periode kedua adalah masa kekhalifahan, setelah menaklukan Wangsa Abbasiyah, dengan khalifah pertama adalah Selim I (1517-1520), dan seterusnya dilanjutkan oleh : Süleyman I (1520 –1566), Selim II (1566-1574), Murad III (1574-1595), Mehmed III (1595-1603), Ahmed I (1603-1617), Mustafa I (periode pertama, 1617-1618), Osman II (1618-1622), Mustafa I (periode kedua, 1622-1623), Murad IV (1623-1640), Ibrahim (1640-1648), Mehmed IV (1640-1687), Süleyman II (1687-1691), Ahmed II (1691-1695), Mustafa II (1695-1703), Ahmed III (1703-1730), Mahmud I (1730-1754), Osman III (1754-1757), Mustafa III (1757-1773), ‘Abdül Hamid I (1773-1789), Selim III (1789-1807), Mustafa IV (1807-1808), Mahmud II (1808-1839), ‘Abdül Mejid I (1839-1861), ‘Abdül ‘Aziz (1861-1876), Murad V (1876), ‘Abdül Hamid II (1876-1909), Mehmed V (1909-1918), Mehmed VI (1918-1922), ‘Abdül Mejid II (1922-1924).

Sultan terkenal pada masa Utsmani adalah Mehmed II yang bergelar Al-Fatih, karena Mehmed II telah tersirat dalam hadist Nabi. Sultan Mehmed II menjadi jawaban dari bisyarah Rasulullah yang tertera pada hadistnya. “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR Ahmad bin Hanval Al Musnad).

Pada 20 Jumadil Awal 857 H bertepatan dengan 29 Mei 1453 M, Al Fatih beserta bala tentaranya berhasil menaklukkan Konstantinopel. Dia sukses memasuki wilayah Konstantinopel dengan membawa serta kapal-kapal mereka melalui perbukitan Galata, untuk memasuki titik terlemah Konstantinopel, yaitu Selat Golden Horn. Ketika itu, Sultan Mehmed II beserta ribuan tentaranya menarik kapal-kapal mereka melalui darat. Meski ada tentaranya mengatakan kemustahilan untuk melakukan startegi tersebut. Namun, Mehmed II tidak gentar. Dia dengan tegas mengatakan kepada seluruh tentaranya untuk bergegas dan melaksanakan strategi tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan