JAKARTA – Alat electroencephalogram (EEG) merekam detail aktivitas otak di 15 menit terakhir kehidupan pasien yang sedang diambang kematian. Ternyata berkaitan dengan memanggil ingatan, meditasi dan mimpi.
Pertama kalinya, aktivitas otak pada detik-detik menjelang kematian terekam oleh alat electroencephalogram (EEG).
Ilmuwan di Amerika Serikat tak sengaja merekamnya saat sedang memindai seorang pasien epilepsi yang mendadak mengalami serangan jantung dan meninggal.
Aktivitas otak di 15 menit terakhir kehidupan pasien terekam dengan detail.
Dalam 30 detik menjelang denyut jantung terakhir, peningkatan aktivitas terjadi di sebuah area spesifik di otak, ditandai dengan gelombang gamma oscillations.
Gelombang ini berhubungan dengan hal-hal seperti memanggil ingatan, meditasi, dan bermimpi. Meski harus diteliti lebih lanjut, diyakini hal ini berhubungan dengan munculnya ingatan-ingatan terbaik pada detik-detik menjelang kematian.
Kemungkinan lain, otak bergerak menuju kondisi penuh kedamaian seperti mimpi ketika memasuki detik-detik kematian.
Sebagaimana diketahui, otak tetap bekerja hingga napas terakhir kehidupan sebagai upaya untuk mengerjakan tugas-tugas terakhirnya.
“Lewat munculnya oscillations yang terjadi pada pemanggilan memori, otak mungkin berperan dalam mengenang kembali peristiwa-peristiwa penting dalam hidup persis sebelum meninggal, seperti yang dilaporkan saat seseorang mati suri (near death experience),” kata Ajmal Zemmar, ahli bedah saraf dari University of Louisville Zemmar yang meneliti kasus tersebut.
“Temuan ini jadi tantangan untuk memahami kapan persisnya kehidupan berakhir dan memunculkan pertanyaan penting seperti hal-hal terkait waktu yang tepat untuk mendonasikan organ,” jelasnya dikutip dari The Sun. (pojoksatu-red)