Mata yang semula berbinar itu seketika layu sewaktu kakimu mulai berjalan di sepanjang Teras Cihampelas. Melompong, ratusan kios cuma menyisakan belasan yang masih buka.
Muhamad Nizar, Kota Bandung.
Bandung beres disiram hujan. Tak begitu deras juga lama. Bisa terlihat dari badanmu yang tidak keburu kuyup saat tiba di lahan parkir Skywalk Cihampelas. Namun badanmu tetap tidak bisa menghindar dari suhu kota yang menusuk ini. Terlebih, melaju kendaraan bermotor roda dua di bawah langit mendung Kota Bandung pasti selalu berhasil bikin khawatir siapapun yang tak memiliki jas hujan. Untuk kasus ini, kau paling apes; kedinginan dan deg-degan.
Apabila bukan karena ide dari pimpinan redaksi, kau mungkin takkan pernah tahu kalau Bandung memiliki infrastruktur hebat semacam ini. Dulu, pikirmu, skywalk itu cuma hal biasa. Lalu setelah sampai di tempatnya. Matamu berbinar-binar.
Hasil penelusuranmu di internet, menjelaskan bahwa Skywalk Cihampelas alias Teras Cihampelas menyediakan 192 kios bagi para pedagang kaki lima. Dahsyat.
Saat itu tahun 2017, Pemerintah Kota Bandung yang masih dinahkodai Ridwan Kamil, merancang tempat tersebut bagi para pedagang supaya tidak berjualan di pinggir jalan Cihampelas. Memiliki panjang 450 meter dan menghabiskan dana sekitar Rp 48 miliar, infrastruktur ini diklaim sebagai pedestrian terpanjang dengan konstruksi melayang (skywalk) di Indonesia.
Bukan hanya berguna sebagai lahan relokasi bagi para pedagang. Proyek ini juga diharapkan menjadi daya tarik wisatawan dan penggerak ekonomi pedagang kaki lima.
Nah, demikianlah hasil penelusuranmu di internet. Tetapi riset kecil-kecilan yang berhasil bikin kau kagum sendiri itu tidak bertahan lama. Mata yang semula berbinar seketika layu sewaktu kakimu mulai berjalan di sepanjang Teras Cihampelas. Benar-benar sepanjang teras; menyisir teras 1-2 yang hanya berupa taman hingga teras 3-10 yang diisi kios-kios.
Kios-kios yang berjumlah ratusan itu macam kesulitan bernapas. Adapun terdengar oleh kupingmu dari salah satu pedagang: kios yang masih bertahan, jumlahnya tak lebih dari belasan.
Mendengar itu matamu makin layu. Apalagi setelah melihat secara langsung. “Ah, kayaknya, hari ini saja yang buka tak sampai belasan kios, deh,” batinmu.