Untuk capaian keseluruhannya, lanjut dia, Indeks Komposit Sosial (IKS) berupa kesehatan, permukiman, Pendidikan dan modal sosial mencapai 0,8098, Indeks Komposit Ekonomi (IKE) berupa keterbukaan wilayah, Lembaga ekonomi, akses kredit, akses distribusi dan perdagangan mencapai 0,6581 dan Indeks Komposit Lingkungan (IKL) berupa kualitas lingkungan, tanggap bencana dan potensi tanggap bencana capai 0,6926.
”kabar baik kita sudah mencapai 0,7207 IDM melewati target yang di tahun 2023. Di 2021 kita sudah tercapainya. Tapi desa mandiri kita masih 586. Artinya kemandirina itu identik dengan banyaknya desa yang mandiri. Ini lah tantangan kita semua,” tuturnya.
”Jadi di tahun 2023 Jabar menuju kemandirian, Masa kepemimpinan pak Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum ini menciptakan kemandirian desa di Jabar. Ini menariknya, gerbang desa yang dijadikan sebagai prioritis Jabar Juara itu, IDM menunjukan adanya kemandirian,” tambahnya.
Untuk akselerasi pelaksanaan gerbang desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jabar bakal terus menggenjot melalui 12 program unggulannya. Yaitu;
Satu Desa Satu Bumdes, One Village One Company, Posyandu Juara, Sekolah Desa Juara, Advokasi Desa, Desa Digital, Patriot Desa.CEO (Chief Executive Officer) Bumdes, Desa Wisata, Sapa Warga, Mobil Siaga Kampung Juara (Maskara) dan Penguatan Insfastruktur Perdesaan.
Kembali dijelaskannya, membangun dengan melalui konsep teknoratik merupakan perencaaan yang dilaksanakan dengan menggunakan dan kerangka berpikir ilmiah dan terukur (base on Data) oleh Lembaga yang bertugas melibatkan keilmiahan dan perkembangan teknologi.
”Perencanaan desa melalui konsep teknokratif, ini merupakan satu hal yang perlu di eksporasi bukan berarti saya latarbelakang insiyur atau teknokratif, tapi satu hal dimana satu desa apa yang kita lakukan terukur,” jelasnya.
Terkahir, meskipun telah memasuki tahun politik, kata dia, kita tidak boleh melakukan perlakuan tidak by desain dan by setting. Maka pendekatan teknoratik ini penting untuk di implementaskan di desa. (win)