CIAMIS – Jembatan Cirahong yang melegenda di wilayah priangan timur Jawa barat kondisinya sekarang sudah sangat mengkhawatirkan.
Jembatan penghubung antara Tasikmalaya dan Ciamis itu merupakan tempat bersejarah yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda pada 1893.
Jembatan Cirahong memiliki keunikan tersendiri, Bagian atas digunakan untuk jalur kereta api, sedangkan jalur di bawahnya dimanfaatkan untuk lalu lintas kendaraan roda dua dan empat serta tempat lalu lalang para pejalan kaki.
Jembatan Cirahong memiliki sistem double deck atau geladak ganda dengan fungsi dual mode alias 2 in 1 ( two in one ) dan model jembatan ini adalah satu-satunya di Indonesia.
Jembatan Cirahong memiliki panjang sekitar 2020 meter di atas Sungai Citanduy dengan ketinggian 66 meter. Data teknis jembatan ini nomor register BH 1290.
Jembatan Cirahong ini tepatnya menjadi penghubung wilayah Desa Panyingkiran Kecamatan/Kabupaten Ciamis dan wilayah Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya.
Saat ini jembatan Cirahong hanya bisa dilewati dengan kendaraan roda dua. Sebelumnya jembatan bisa dilewati kendaraan roda empat. Aturan ini berdasarkan keputusan PT Kereta Api Indonesia.
Dengan ditutupnya akses untuk roda empat, banyak dikeluhkan oleh masyarakat khususnya para pengguna jembatan yang biasa mengantarkan hasil pertanian dengan melewati jembatan bersejarah itu.
Jika tidak melewati Jembatan Cirahong maka, pengguna jalan kendaraan roda empat harus memutar dengan jarak cukup jauh ke arah jalur Kota Tasik ataupun jalur wilayah Cineam – Cimaragas Ciamis. Jarak tempuh jalur alternatif tersebut tiga kali lipat lebih jauh.
Bupati Ciamis Herdiat Sunarya sejauh ini sudah mengusulkan untuk mendorong percepatan pembangunan jalur alternatif penghubung antara dua Kabupaten itu.
“Kita tengah mendorong percepatan pembangunan jalur alternatif Kabupaten Tasikmalaya – Kabupaten Ciamis ke pemerintah pusat,” ujar Herdiat kepada Radargarut.com (grup Jabarekspres) Kamis, (23/9).
Sementara itu warga Ciamis Fahmi menyebut baiknya memang jembatan ini sudah harus menjadi wahana bangunan infrastruktur bersejarah.
“Bangunan ini menjadi bangunan infrastruktur bersejarah yang harus dilestarikan. Namun pemerintah dari kedua Wilayah harus memperhatikan kepentingan masyarakat terhadap akses Jalur Cirahong,” ucapnya,
Fahmi mendorong pemerintah dari kedua wilayah segera membangun jalur alternatif untuk memudahkan akses warga. Kemudian merancang menjadi salah satu wana wisata peninggalan sejarah.