Aya Canina Buka Suara Jadi Korban Kekerasan dalam Band Amigdala

JAKARTA – Aya Canina, mantan vokalis band Amigdala akhirnya buka suara terkait tindakan sang pacar yang sudah melakukan kekerasan terhadapnya selama bertahun-tahun.

Akibat dari kekerasan yang dialaminya tersebut, Aya Canina memutuskan keluar dari Amigdala karena sudah tidak mendapatkan ketenangan, lantaran pelaku juga merupakan personil dari band tersebut.

Sang pacar yang dimaksudnya adalah lead guitar dari grup tersebut yang beinisial IE yang juga berperan dalam posisi vocal 2.

Selain mendapatkan kekerasan, Aya juga menyesalkan tindakan personel lain yang abai adanya kekerasan didalam band mereka.

“Saya keluar dari Amigdala karena saya mengalami kekerasan dalam pacaran selama rentang waktu 3,5 tahun itu,” ungkapnya.

Aya mengaku, kekerasan dalam pacara tersebut sangat mempengaruhi kondisi mentalnya.
Dia menyesalkan lantaran personel grup lainnya melakukan pembiaran dan menyebut istilah enabler.

“Saya merasa tidak didukung penuh bahkan setelah pengakuan itu saya beberkan, drummer pernah bilang ‘jangan takut. Kalau perlu bantuan, aku akan bantu’. Tapi dia tidak pernah menghubungi saya,” tulis Aya.

Menurut Aya, para personel hanya mementingkan keberlangsungan proyek band. Bassist grup tersebut juga pernah meminta agar berdamai saja.

“Ini bukan soal kalian berdua aja. Ada band di sini. Berdamai aja. Ya, lalu? Bagaimana dengan keselamatan saya?” tanya dia.

Pengakuan Aya atas kekerasan dalam pacaran yang dialami tersebut viral di media sosial dan mendapatkan banyak dukungan.

Pernyataan tersebut kemudian direspons oleh para personel Amigdala yang mengeluarkan pernyataan sikap secara bersamaan.

Sekaligus menyebut bahwa IE sudah tidak menjadi bagian dari band sejak Juli 2021. Amigdala juga menyatakan berkomitmen untuk memenuhi tuntutan dari penyintas.

Kemudian berpihak secara penuh kepada penyintas termasuk memberikan ruang aman yang bebas dari segala bentuk kekerasan seksual. Amigdala juga mendukung penuh pilihan penyintas untuk mendapatkan keadilan dan pemulihan.

“Kami mengaku bahwa kami telah abai dan membiarkan kekerasan terjadi sekian lama dalam tubuh kami.”

“Maka dari itu kami berkomitmen untuk belajar dan menyikapi kasus kekerasan seksual secara serius dan mengutamakan pemenuhan hak-hak penyintas.”

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan