LAMPUNG – Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan terus mengembangkan inovasi-inovasi pertanian. Salah satunya budidaya Padi Gogo.
Menurut Airlangga Hartarto, Budidaya Padi Gogo sangat cocok dikembangkan di lahan kering yang minim sumber daya air.
Sejauh ini pemerintah telah memprioritaskan program peningkatan ketersediaan, akses, serta kualitas konsumsi pangan untuk masyarakat,’’kata Menko Airlangga Hartarto dalam ketarangannya, Sabtu, (12/2).
Dia mengatakan, pemerintah dipasyikan akan terus berkomitmen untuk memberikan perhatian pada ketahanan pangan nasional ini.
‘’Sektor pangan mempunyai peran yang vital bagi kehidupan suatu bangsa,’’ujarnya.
Menko Airlangga menuturkan, diberbagai tempat di Indonesia banyak sekali ditemukan lahan-lahan yang kurang sumberdaya air atau memiliki curah hujan rendah.
Budidaya Padi Gogo ini sangat cocok dikembangkan di lahan kering atau lahan bekas perkebunan.
Salah satu provinsi yang sudah berhasil mengembangkan Padi Gogo adala Lampung. Bahkan, Lampung dinyatakan sebagai daerah yang telah berhasil memproduksi Padi Gogo dengan kualitas sangat baik.
Panen perdana Padi Gogo dikembangkan oleh PT Huma Indah Mekar (HIM) di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung.
‘’Panen Padi Gogo perdana ini mampu menghasilkan sebanyak 5,3 ton per hektar dengan lahan seluas 84 hektar,’’sebut Airlangga Hartarto.
Dengan sentuhan teknologi dan uji coba pengembangan Padi Gogo menghasilkan produksi memuaskan dan dapat terus didorong.
Menko Airlangga mengatakan, berdasarkan data Badan Pusan Statistik, saat ini provinsi lampung mapu menghasilkan 2.472.587 ton Gabah Kering Giling (GKG).
Lampung berhasil memberikan sumbangsinh sebesar 4,47 % terhadap produksi nasional dengan jumlah 55.269.619 ton GKG.
‘’Khusus Kabupaten Tulang Bawang Barat, produksi padi pada pada tahun 2020 mencapai sebanyak 30 ribu ton GKG,’’ucapnya.
Untuk itu, atas keberhasilan ini, pemerintah akan terus mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan sector pertanian dari hulu dan hilir.
Pemerintah juga akan membantu dengan mengembangkan berbagai riset untuk menciptakan bibit unggul agar produktivitas pertanian terus meningkat.
Untuk diketahui, dalam tiga tahun terakhir, Indonesia tidak pernah impor beras, artinya Indonesia saat ini sudah mamu mandiri untuk memenuhi kebutuhan beras nasional.