BANDUNG – Warga Jawa Barat (Jabar) mengaku puas dengan hasil kinerja Ridwan Kamil khususnya dalam menangani pandemi Covid-19. Hal ini diketahui berdasarkan hasil survei Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) selama periode 16-25 Desember 2021. Survei tersebut dilakukan kepada 1.200 orang di 27 kabupaten/kota di Jabar.
Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling. Sementara, margin of error rata-rata sebesar ± 2,87 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Direktur Operasional dan Data Strategis IPRC Idil Akbar mengatakan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Gubernur Jabar mencapai 83,4 persen.
“Sementara dalam penanganan pandemi Covid-19, tingkat kepuasan masyarakat berada di angka 84,5 persen,” ujar Idil, dalam rilis temuan survei Evaluasi Program dan Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Masa Pandemi Covid-19, di Hotel De Pavilijoen Bandung, Selasa (8/2).
Idil memaparkan, ada beberapa isu yang dinilai paling berhasil oleh masyarakat Jabar. Di antaranya, pembangunan infrastruktur dengan 17 persen, pembangunan dan perbaikan jalan (15,3 persen), dan bantuan sosial (14,6 persen).
“Namun masyarakat juga menilai Pemprov Jabar kurang berhasil dalam menjaga harga kebutuhan pokok yang masih terhitung mahal. Tak hanya itu, angka pengangguran dan kemiskinan pun bertambah di masa pandemi sekarang ini,” ungkap Idil.
Pemprov Jabar pun, diutarakan Idil, dianggap kurang dalam melakukan sosialisasi program-program unggulannya. Program yang masyarakat tahu adalah Magrib Mengaji (36,1 persen), sementara yang belum cukup diketahui adalah Kredit Mesra (4,9 persen).
“Mayoritas masyarakat Jabar menilai bahwa kondisi ekonomi dan politik masih berjalan normatif atau sedang. Sementara terkait keamanan, penegakan hukum dan pencegahan dan pemberantasan korupsi di Jawa Barat dinilai sudah baik,” papar Idil.
Di tempat sama, Direktur Riset IPRC Leo Agustino menambahkan, ada anomali menarik dari hasil survei ini. Meski masyarakat puas dengan kinerja Ridwan Kamil dalam memimpin Jabar, namun hal itu tak seiring dengan elektabilitas dirinya, utamanya jelang Pemilihan Presiden 2024.
“Di satu sisi kinerja gubernur diapresiasi dengan nilai yang sangat tinggi, namun elektabilitas RK (Ridwan Kamil) belum optimal, baik untuk RI 1 (calon presiden), RI 2 (calon wakil presiden) maupun Jabar 1,” imbuhnya.