Aboubakar tampil percaya diri dalam laga tersebut, sebaliknya Salah sering berjuang sendirian di lini serang Mesir karena kurangnya pasokan bola. Salah juga menyia-nyiakan peluang emas memecahkan kebuntuan pada awal babak kedua ketika back-pass Martin Hongla malah mengarah kepada striker Mesir itu.
Setelah berusaha menghindari hadangan Andre Onana, bola malah bisa dipotong kiper Kamerun itu tepat di luar kotak penalti.
Aboubakar sendiri kesulitan menciptakan dampak untuk timnya sekalipun tuan rumah mendominasi babak pertama dan hampir unggul pada menit ke-18 ketika Michael Ngadeu menanduk bola namun membentur mistar gawang. Samuel Oum Gouet juga hampir mencetak gol ketika tendangan jarak jauhnya tipis melenceng dari gawang pada babak kedua.
Mesir sering menyia-nyiakan peluang dan terlihat seperti memainkan waktu dan membuat frustrasi lawannya. Lini tengah yang tangguh serta siap berjibaku sampai bek tengah Mahmoud Hamdy El Wensh harus diperban karena luka di kepala pada babak pertama.
Mesir juga terpaksa melihat pelatih mereka, Carlos Queiroz, diganjar kartu merah saat akhir waktu normal semakin dekat setelah kehilangan kesabaran di pinggir lapangan.
Ini adalah laga yang dilanjutkan dengan perpanjangan waktu ketiga yang dilalui Mesir selama fase knockout setelah mereka juga membutuhkan adu penalti untuk menyisihkan Pantai Gading dalam 16 besar dan tambahan setengah jam guna mengalahkan Maroko dalam perempat final.
Tapi babak tambahan kali ini berlalu tanpa gol sehingga mesti dilanjutkan dengan adu penalti. Tiga penendang penalti Mesir sukses menjalankan tugasnya, sedangkan Aboubakar menjadi satu-satunya dari empat penendang Kamerun yang berhasil menyarangkan bola ke gawang Mesir.
Mohamed Salah pun memimpin Mesir ke final untuk bertemu rekan satu timnya di Liverpool, Sadio Mane dalam laga final, demikian laporan AFP seperti dilansir dari Antara. (jp/zar)