SOREANG – Program unggulan Jabar Juara Lahir Batin, Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha) kembali sabet rekor Muri (Museum Rekor-Dunia Indonesia) dalam kkategori Wisuda Hafidz Alquran 30 Juz dengan Peserta Terbanyak.
Sebelumnya, pada tahun 2019 lalu, Sadesha mendapatkan 2 (dua) rekor Muri. Pertama, Pengutusan Hafidz ke Desa Terbanyak. Kedua, Khatam Al-Qur’an dengan jumlah Hafidz Terbanyak.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan, Sadesha merupakan program keumatan sebagai implementasi misi dari Provinsi Jabar. Yaitu Jabar Juara dalam membentuk manusia Pancasila yang bertakwa melalui peningkatan peran masjid dan tempat ibadah.
Menurut Emil, meski baru berjalan selama tiga tahun, namun program Sadesha berhasil mencetak 4.700 penghapal Al-Qur’an yang tersebar di 5.300 desa se-Jabar.
“Program Sadesha berjalan lancar dengan segala plus minusnya selama tiga tahun terakhir ini. Total ada 4.700 desa dari 5.300 desa yang sudah memiliki penghapal Al-Qur’an baik 20 juz, maupun 30 juz,” Jelas Emil saat wisuda 2.000 Hafidz di Soreang, Kab. Bandung, Senin (31/1).
Gubernur memastikan, di akhir masa kepemimpinannya, seluruh desa di Jabar akan memiliki penghafal Al-Qur’an. Mereka kemudian akan mendidik anak-anak di desa.
“Insyaallah, di sisa masa jabatan kami, seluruh desa di Jawa Barat tidak ada lagi yang tidak mempunyai penghapal Alquran. Tugas mereka setelah lulus adalah mendidik anak-anak desa, dan didikannya ini sekarang per hari ini total hampir 50.000 anak yang sudah dididik oleh wisudawan program ini,” tutur Gubernur.
“Jabar juara di PON Papua berbicara urusan dunia, tapi Jabar juga juara untuk urusan batin. Dan sebagai pemimpin, kami juga harus adil. Agama lain tetap dilindungi dan difasilitasi melalui Kredit Mesra berbasis masjid, gereja, kelenteng, maupun rumah ibadah lainnya,” imbuhnya.
Saat pelaksanaan wisuda, Emil mengaku terharu ketika melihat jumlah penghapal Al-Qur’an yang hadir. Apalagi momentum wisuda ini sangat ia nantikan sejak dulu sambil menunggu situasi COVID-19 di Jabar melandai.
“Banyak keterharuan saya karena wisuda ini ditunggu-tunggu, yang akibat COVID-19 jadi terkendala. Momen keislaman ini sungguh saya nantikan. Saya juga rasa tenang karena dalam urusan pembangunan infrastruktur dengan batin berjalan seimbang,” cetusnya.