Meski Indonesia Libas Timor Leste 4-1, Shin Tae-yong: Tapi Tidak Main Bagus

JAKARTA – Dalam FIFA matchday pertama, Indonesia memang berhasil menghancurkan lawannya, Timor Leste, dengan skor mencolok 4-1.

Kendati demikian, pertandingan yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, pada Kamis (27/1) kemarin tersebut tak terlalu membikin terkesan sang pelatih.

Permainan timnas masih jauh dari harapan sekalipun sudah diprediksi bakal menang. Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong tidak membantah.

Menurut STY, anak asuhnya menampilkan permainan buruk meski menang 4-1. ”Kami memang menang, tapi tidak bermain bagus. Bermain mengecewakan,” katanya kemarin (29/1).

Tidak ada jalan selain evaluasi. Jeda selama dua hari sebelum timnas Indonesia kembali melawan Timor Leste nanti malam pada FIFA matchday kedua wajib dimanfaatkan dengan baik. ”Bukan hanya pemain, saya juga berusaha lebih baik untuk tim ini,” papar pelatih asal Korea Selatan itu.

Shin Tae-yong juga paham kondisi mental pemain saat ini. Menang dengan permainan yang tidak sesuai harapan turut memengaruhi. ”Saya harus bisa tingkatkan mental itu,” lanjutnya.

Mengenai kemungkinan melakukan rotasi dalam laga nanti malam, pelatih berusia 51 tahun itu belum bisa menjawab. Yang jelas, dia harus melihat kondisi terakhir para pemain. ”Siapa pun nanti yang diturunkan tidak boleh membuat kesalahan sekecil apa pun,” tegasnya.

Salah satu sorotan terhadap timnas adalah skuad di lini serang yang masih seret gol. Saat laga pertama, Dedik Setiawan yang turun sebagai starter dianggap kurang berkontribusi. Satu peluang matang di depan gawang pun gagal dikonversi menjadi gol.

Shin Tae-yong tahu kritik itu. Namun, dia menegaskan bahwa dalam sebuah pertandingan tidak boleh hanya menyalahkan satu pemain atas yang terjadi di lapangan. ”Tidak bisa menilai performa satu pemain saja. Semua bertanggung jawab,” tandasnya.

Di kubu lawan, pelatih Timor Leste Fabio Magrao sudah menyiapkan tim dengan baik. Dia juga sudah melakukan evaluasi atas kekalahan di pertandingan pertama. ”Kami seharusnya tidak kalah sebesar itu. Pemain tidak boleh melakukan kesalahan-kesalahan lagi,” ucapnya.

Dia paham skuadnya berisi banyak pemain di bawah usia 23 tahun. Kadang, ketika sudah di lapangan, kesalahan kecil yang berujung gol bisa merusak fokus bermain. ”Itu harus diantisipasi. Pemain harus menjadikan itu pelajaran,” harapnya. (jp/zar)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan