JAKARTA – Air minum yang layak dikonsumsi memiliki kriteria yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna.
“Pada dasarnya, kriteria air minum yang baik dikonsumsi yakni air yang bersih, jernih, tidak berasa, dan tidak berbau,” jelas Ahli Spesialis Penyakit Dalam dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam yang dikutip dari Jawapos.com.
Menurutnya, komposisi air minum sangat bervariasi karena bergantung pada sumber air berasal dan proses pengolahan air.
Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat dipenuhi dari sejumlah produk yang dijual secara bebas di warung, toko, supermarket dan pusat belanjaan lainnya. Sejumlah produk air mineral yang banyak ditemui di pasaran telah menjadi pilihan masyarakat.
Air mineral yang diproduksi sejumlah produsen adalah air yang dilengkapi dengan kandungan mineral alami. Air mineral didapatkan dari sumber air yang terletak di daerah yang kaya akan mineral, misalnya sumber air pegunungan.
Selain air mineral, banyak juga masyarakat yang memilih konsumsi air jenis demineral untuk memenuhi kebutuhan cairan sehari-hari. Air demineral yang diproduksi sejumlah merek merupakan air minum yang diproduksi melalui proses distilasi dan deionisasi.
Air demineral adalah jenis air yang memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali kandungan mineral di dalamnya, karena telah melalui proses pemurnian seperti distilasi (pemisahan zat-zat kimia), deionisasi (menetralisasi ion positif dan negatif), reverse osmosis (pemurnian), atau proses lain yang setara.
“Air demineral adalah air minum yang diproduksi secara artifisial (buatan) dan telah melalui proses distilasi dan deionisasi. Definisi tersebut yakni menurut badan kesehatan dunia WHO. Biasanya air demineral memiliki pH antara 5-7,5,” imbuh Prof Ari Fahrial Syam.
Mengutip Dr. Allan E. Bani yang menulis dalam buku yang diterbitkan berjudul Your Water and Your Health, menyebutkan kalau air demineral aman dan bermanfaat untuk membantu membersihkan mineral anorganik yang terdapat di dalam tubuh.
Sementara itu, penelitian dari Environmental Research sebagaimana dikutip dari Hellosehat.com mengungkapkan, air demineralisasi mengandung mineral, yakni natrium, kalium, magnesium dan kalium dengan konsentrasi rendah. Apabila terus dikonsumsi, hal ini dapat meningkatkan risiko kekurangan mineral pada tubuh.