SUMEDANG – Penyebaran virus Covid-19 varian Omicron saat ini cukup menjadi sorotan, sebab penularannya yang dianggap lebih cepat.
Hal itu diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumedang, Dadang Sulaeman. Dia berujar, semua elemen masyarakat harus lebih waspada terhadap ancaman Omicron.
“Harus lebih waspada semua masyarakat nasional, seluruh Indonesia. Karena salah satu sifat dari Omicron itu penyebarannya cepat,” kata Dadang kepada Jabar Ekspres di Kantor Dinkes.
Dadang mengatakan, dari informasi yang diterimanya, untuk saat ini penyebaran varian baru virus Cvid-19 itu tengah terjadi cukup tinggi di wilayah DKI Jakarta.
Kendati demikian, Dadang mengucapkan, harus dilakukan pengecekan secara pasti terkait virus baru dari Covid-19 itu.
“Belum tentu, karena Omicron misalkan seseorang di Sumedang ada yang positif dua orang, diceklah dengan GeNose (C19),” kata Dadang.
Diketahui, GeNose C19 merupakan alat yang dibuat dan dikembangkan secara khusus oleh para ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mendeteksi infeksi virus Covid-19 melalui embusan napas.
Bahkan, kehadiran GeNose di Indonesia telah memenuhi persyaratan serta memiliki izin edar dan izin pakai dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Tak hanya itu, penggunaan alat pendeteksi virus Covid-19 buatan UGM melalui embusan napas itu, kini telah menjadi salah satu cara alternatif dalam melakukan screening oleh para tenaga kesehatan.
“Apakah itu Omicron atau tidak, perlu menunggu waktu selama 10 hari. Di Sumedang sudah pernah ada yang dicek sebanyak 7 orang,” imbuh Dadang.
“Dan hasilnya negatif bukan Omicron tapi varian lain. Kemarin itu kena varian Delta,” tambahnya.
Dadang mengimbau masyarakat Sumedang harus tetap waspada dengan varian baru Covid-19.
“Omicron, Delta dan jenis lainnya itu pada dasarnya adalah Covid-19. Jadi kewaspadaan kita itu adalah tetap menerapkan prokes dengan ketat,” ucap Dadang.
Dia melanjutkan, selain menggunakan protokol kesehatan, bentuk kewaspadaan serta antisipasi terpaparnya Omicron yaitu dengan menerapkan 3T (Testing, Tracing dan Treatment).
“Kemudian untuk kewaspadaan yang ketiga, melakukan vaksinasi,” tutup Dadang. (mg5/ran)