JAKARTA – Hasil survei yang dilakukan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyebutkan, pandemi Covid-19 memicu santri dan guru pada pondok pesantren mengalami depresi.
Hasil survei bertajuk Pesantren dan Pandemi: Bertahan di Tengah Kerentanan itu disampaikan Koordinator Penelitian Riset Pesantren dan Pandemi PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Laifa Annisa Hendarmin.
“Isu yang juga berkembang di pesantren selama krisis pandemi adalah isu kesehatan mental,” ujarnya.
Laifa mengatakan, mereka mengukur kesehatan mental guru dan santri di pesantren menggunakan instrumen PHQ-9. Dari hasil penilaian menggunakan instrumen itu, ditemukan responden santri yang mengalami depresi ringan sampai agak berat.
“Gejala-gejala yang dialami mulai dari sulit tidur sebanyak 17 persen,” katanya.
Kemudian sulit berkonsentrasi (13,9 persen), kurang nafsu makan atau terlalu banyak makan (13,3 persen), dan merasa kurang percaya diri atau merasa sebagai manusia gagal sebanyak 10,7 persen. Bahkan ada yang sampai memiliki keinginan bunuh diri atau melukai diri sendiri, meski hanya 3 persen.
Hasil analisa lebih dalam menunjukkan santri lebih banyak mengalami gejala depresi dibanding guru. Kemudian responden perempuan lebih mengalami gejala depresi dibanding laki-laki.
Selain itu, santri yang melakukan pembelajaran daring lebih memiliki gejala depresi dibanding santri yang luring atau tatap muka. Survei tersebut dilakukan di 15 unit pesantren di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Data survei dari guru dan santri yang bisa diolah berjumlah 658 responden. Survei ini dilakukan pada Juli sampai September 2021 lalu. (jawapos/ran)