BANDUNG – Bukan hanya ditolak Australia, Novak Djokovic juga terancam bakal ditolak Prancis lantas tidak bisa tampil pada turnamen tenis di negara tersebut, Prancis Terbuka.
Kemungkinan yang menghantui Novak Djokovic itu karena Kementerian Olahraga setempat, pada Senin (17/1), mulai memberlakukan aturan bagi atlet.
Yakni para atlet diwajibkan harus sudah menjalani vaksinasi Covid-19 untuk bisa bertanding di Prancis. Bahkan, tidak akan ada dispensasi medis dari undang-undang izin vaksin yang baru disahkan.
Petenis nomor satu dunia Djokovic, yang belum dan menolak divaksin COVID-19, dideportasi dari Australia, Minggu, sebelum bermain di Grand Slam pertama tahun ini Australia Terbuka setelah kalah dalam pengadilan banding yang menguatkan keputusan pemerintah untuk mencabut visanya.
Undang-undang Kartu Vaksin Prancis, yang disetujui oleh parlemen pada Minggu, akan mewajibkan setiap orang mempunyai sertifikat vaksinasi untuk memasuki tempat-tempat umum, seperti restoran, kafe, bioskop dan kereta jarak jauh.
“Aturannya sederhana. Kartu vaksin akan diberlakukan, segera setelah undang-udang diundangkan, di tempat-tempat yang sudah diwajibkan, tunduk pada izin kesehatan,” kata kementerian olahraga Prancis, seperti dikutip Reuters.
“Ini berlaku untuk semua orang yang menjadi penonton atau olahragawan profesional. Dan ini akan berlaku sampai pemberitahuan lebih lanjut.”
“Sekarang, menyangkut Roland Garros, pada bulan Mei. Situasinya mungkin berubah antara sekarang dan nanti dan kami berharap itu akan lebih menguntungkan. Jadi kita lihat saja, tapi jelas tidak ada pengecualian.”
Petenis Serbia Djokovic, yang tidak bisa bertanding di Australia Terbuka kehilangan peluang untuk mencetak rekor gelar Grand Slam ke-21.
Dia menolak divaksin dan dikritik karena menghadiri acara publik bulan lalu setelah dites positif tertular virus korona. (jp/zar)