“Tiap hari kami angkut dua sampai tiga truk atau seminggu sampai sembilan truk. Tapi kan yang menjadi masalahnya itu sumber sampah tidak hanya dari pasar, tapi juga berasal dari luar pasar atau warga dari lingkungan dua desa,” jelas Asep.
Ia pun mengakui pengelola pasar sepertinya kesulitan mengamankan TPS- nya, sehingga sampah terus mengalami over load. Dalam mengatasi sampah Pasar Majalaya ini, pihaknya akan segera mengirimkan alat berat dan truk tronton.
“Untuk hari ini kita kerahkan ke Pasar Ciparay dulu setelah kemarin dari Pasar Banjaran. Besok baru ke Pasar Majalaya. Karena memang kita hanya punya satu uni whell loader untuk angkat sampah ke tronton,” paparnya.
Menurutnya, setiap hari mengerahkan dua sampai tiga truk di satu titik seperti Pasar Majalaya sudah optimal dikerahkan. “Apalagi kalau melihat jumlah armada dan titik layanan yang harus dilayani di seluruh wilayah Kabupaten Bandung,” ujarnya.
Karena itu, lanjut Asep, akan terus mensosialisasikan pengelolaan berbasis rumah tangga dengan berbagai program atau kegiatan baru untuk menemukan cara mengurangi timbulan sampah di TPS maupun TPA sampah.
“Memang butuh waktu untuk mensosialisasikan penangan sampah. Tapi upaya tetap harus dimulai dari sekarang,” pungkasnya. (yul)