Epidemiolog Sebut Puncak Kasus Covid-19 Omicron di Indonesia Akan Terjadi Bulan Ini

JAKARTA – Kasus Covid-19 Omicron mulai menyumbang kenaikan jumlah pasien di rumah sakit Wisma Atlet. Terutama kasus terjadi disumbang pelaku perjalanan dari luar negeri.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman memprediksi bahwa puncak kasus Covid-19 Omicron di tanah air dengan berkaca dari kasus varian Delta di India saat itu yang terjadi pada Maret–April. Indonesia justru baru mencapai puncaknya saat Juni–Juli 2021.

“Saya sudah katakan sejak awal bahwa varian kasus Covid-19 Omicron tak ringan ya. Bahkan sama juga bisa menyebabkan kasus kematian. Di Australua terjadi juga bahkan seorang atlet 23 tahun, dan tak ada komorbid, serta sudah vaksinasi 2 dosis,” kata Dicky.

Dicky menjelaskan, tak ada istilah gejala ringan. Sebab, semua varian tetap bisa menyebabkan 1 persen fatalitas atau kematian dan bisa menyebabkan pasien masuk ICU.

Dengan adanya orang yang sudah divaksinasi, kata dia, jumlah orang yang memiliki imunitas makin banyak. Akan tetapi di sisi lain, varian Omicron mampu mereinfeksi seseorang terinfeksi kembali.

“Maka ini akan sangat rawan. Banyak orang abai maskernya,” ucapnya.

Dia menyebut Indonesia selalu terlambat dalam hal puncak kasus Covid-19. Sebab hal itu dipengaruhi kondisi geografis dan demografis masyarakat.

“Indonesia ini terlambat puncak kasusnya. Menurut saya puncak bukan Januari. Kita ini beda dari sisi demografis dan geografis,” jelasnya.

Menurutnya puncak kasus akan tertjadi pada Februari hingga Maret. Sebab periode itu, imunitas masyarakat yang divaksinasi mulai turun, sementara populasi masih berjuang menghadapi varian Delta dan Omicron.

“Yang rawan itu justru Februari–Maret.  Periode itu masyarakat yang sudah divaksin makin menurun imunitasnya. Di situlah Delta dan Omicron bisa masuk kalau kita tak melakukan mitigasi,”ujarnya. (jawapos/ran)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan