TWIT Ferdinand Hutahaen yang kontroversial menyoal “Tuhan” picu berbagai tanggapan publik. Diantaranya respon muncul dari seorang pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel.
Dirinya turut menyampaikan analisis berkaitan dengan twit Ferdinand Hutahaen.
Adapun twit yang bikin gaduh itu meluncur dari salah satu cuitan Ferdinand. Dia menuliskan: Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela.
Twit Ferdinand Hutahaen tersebut diunggah pada Selasa (4/1) lewat akun pribadi @FerdinandHaean3. Sekalipun Ferdinand sempat menghapus twit tersebut dan minta maaf bila ada yang tersinggung. Tapi semua itu telah terlambat.
Ferdinand keburu dilaporkan ke Bareskrim oleh Ketua Umum KNPI Haris Pertama lantaran dianggap melanggar UU ITE dan melakukan penistaan agama, Rabu (5/1).
Nah, kembali kepada Indragiri, dirinya berpendapat, jika dirunut ke belakang, cuitan-cuitan Ferdinand tidak bermuatan kontemplatif apalagi yang berupa self talk atau dialog internal. Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Mandiri itu juga mengklarifikasi bahwa twit itu merupakan dialog imajiner tentang kebatinannya.
“Banyak yang justru agresif bahkan ofensif. Jadi, patut dipertanyakan seberapa jauh kebenaran alibinya kali ini,” kata Reza dikonfirmasi JPNN.com, Kais (6/1).
Pakar yang pernah menjadi pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK/PTIK) itu juga mencermati berbagai cuitan Ferdinand di media sosial tidak terlepas dari latar belakang sebagai politikus.
Yang sering terbaca adalah cuitan bertema in-group vs out-group. Bipolar, dua sisi. Antagonistik antar kubu. “Pengotak-ngotakan cara pandang seperti itu merupakan salah satu corak berpikir politik,” ucap Reza.
Terlebih lagi, karena keterbatasan karakter yang disediakan Twitter, katanya, maka isu kompleks pun diperas secara paksa ke dalam 140 karakter saja.
“Semakin simplistis dan judgmental tanpa topangan argumentasi,” lanjut penyandang gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia, itu.
Sebelumnya, Ferdinand yang mantan politikus Demokrat menyatakan twit itu adalah dialog pribadinya. “Itu dialog antara pikiran dan hati saya,” ujar Ferdinand dikonfirmasi etelah tagar #TangkapFerdinand trending di Twitter, Rabu.