Habib Kribo Permasalahkan Sebutan Habib untuk Bahar Smith dan Rizieq Shihab

JAKARTAZen Assegaf alias Habib Kribo mengutarakan sikap kontranya terhadap kasus saat membahas proses hukum yang menjerat Habib Bahar bin Smith dalam debat panas bersama Haikal Hassan di acara Catatan Demokrasi yang ditayangkan di TVOne.

Zen Assegaf menyinggung gelar habib yang disematkan pada Habib Bahar bin Smith dan Habib Rizieq Shihab yang menurutnya kurang pantas.

“Sekalipun saya ini juga habib, saya tidak akan benarkan habib. Itu saya punya sikap. Bagi saya, Rizieq itu bukan islami dan dia menghina Nabi,” ujar Zen.

Menurutnya, baik Bahar bin Smith maupun Rizieq Shihab memanfaatkan gelar habib untuk tujuan politik demi merebut kekuasaan.

“Gerakan ini bukan islami dan diturunkan oleh Bahar ini. Dia kan sering mengklaim atas nama habib, jadi Bahar dan Rizieq ini tidak bisa dilepaskan dari etnisnya. Kalau bukan habib, gak ada yang ikut. Habib-habib ini dijadikan jargon oleh orang-orang badut politik untuk kekuasaan,” tambahnya.

Pria yang akrab dipanggil Habib Kribo ini pun mewanti-wanti kepada masyarakat akan bahaya melakukan pembelaan terhadap Habib Bahar yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus ujaran kebencian dan penyebaran hoaks.

Mengutip dari VOA, sejarawan Islam Tiar Anwar Bachtiar menjelaskan bahwa ‘habib’ memang menjadi sebutan antropologis untuk orang-orang Hadramaut yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW dari jalur Husein bin Ali.

“Jadi Nabi itu kan punya cucu dua ya. (Nabi) punya anak Fatimah, Fatimah punya anak Hasan dan Husein. Dari Hasan dan Husein ini kan ada banyak keturunan nabi,” terangnya.

Tiar yang mengajar di Universitas Padjajaran Bandung ini mengatakan bahwa asal mula keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia diawali oleh migrasi keturunan cucu Husein dari kawasan Hadramaut di Yaman, bernama Alawi. Keturunan Nabi dari jalur Alawi ini di Indonesia disebut dengan Alawiyin.

“Biasanya keturunan Alawiyin inilah yang disebut sebagai ‘habib’. Habib itu sebenarnya hanyalah sebutan. Kalau sebutan atau gelar resminya adalah ‘Sayyid’, perempuannya adalah ‘Sayyidah’.”

Tiar menambahkan bahwa di Indonesia, utamanya keturunan dari Hadramaut ini, terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Alawiyin dan non-Alawiyin. Keturunan Arab non-Alawiyin di Indonesia, khususnya yang menyiarkan agama Islam mendapat sebutan ‘Syaikh’ / ‘Syekh’ atau ‘Syaikhah’ bagi yang perempuan. (bbs)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan